“Hai, puji Tuhan..!” Tangan Ganesha menggegam Mentari spontan. Mentari meneteskan air mata, entah air mata apa itu. Tiba-tiba saja ada rasa yang menggelayuti hati Mentari dan merontokkan pertahanan si hati titanium itu. Lengan merengkuh tubuh Mentari dalam pelukannya.
“Tidak apa, semua sudah terlewati”, suara lembut Ganesha menenangkan Mentari.
“Terima kasih.., Mentari membalas kalimat Ganesha.
Rengkuhan lengan Ganesha untuk Mentari berlangsung beberapa saat, nampak tangan kanan Ganesha mengambil saputangan di saku celana kanannya. Ganesha memegang saputangan itu beberapa saat menunggu tangisan Mentari sedikit, Mentari masih sesenggukan. Beberapa menit kemudian setelah cukup tenang, saputangan berwarna biru muda itu diselipkan di tangan kanan Mentari.
Mentari kemudian menyeka air mata menggunakan saputangan Ganesha itu. Ganesha meraih air mineral dan memberikan pada Mentari setelahnya.
“Koq bisa ada di sini? Paket donasi untuk Rembang bagaimana?”
“Mujizat…” Ganesha menanggapi pertanyaan Mentari dengan senyuman.
“Ada kawan yang akan berangkat menjenguk saudaranya, ketemu di pom bensin menuju Sayung dia menawarkan untuk mengantarkannya.. Eh ternyata di sini ada yang main akrobat dan lebih butuh bantuanku..” Ganesha mulai becanda dengan Mentari.
“Ih, siapa juga yang main akrobat. Kesandung….” Mentari membalas ledekan Ganesha.
“Ayo kita pulang dulu. Sembuhkan lukamu dulu. Aku antar..”
“Maafkan aku, malah nambain kerjaanmu..”