Mengajarkan calistung dengan ragam cara yang fun bisa dilakukan. Anak bisa belajar tapi juga dalam nuansa bebas paksaan. Metode flashcard yang santai disajikan dengan floor time, lalu dengan scrabble, atau dengan game lain. Mengajarkan menghitung dengan metode bermain jual beli di pasar misalnya.
Mengajarkan menulis bisa dengan berbagai macam cara yang ramah terhadap anak. Misalnya dimulai corat-coret terlebih dahulu. Mewarnai, tracing, melukis dengan jari, dan sebagainya. Ini hanya soal teknik yang bisa dikembangkan seirama dengan kesiapan motorik dan intelektual anak.
Keseimbangan pengolahan menjadi sebuah seni tersendiri, walau implementasi tidak serenyah ‘artikel atau teori’ ini, karena ada berbagai faktor yang mungkin muncul sebagai inhibitor. Belajar secara formal maupun in atau non formal tujuannya adalah memersiapkan bekal (sangu) hidup.
Maka kebutuhan belajar memang selayaknya didesain sesuai dengan kehidupan yang akan dihadapi mereka. Bagaimana materi belajar bisa digunakan juga untuk anak terjun dalam masyarakatnya kelak bahkan bisa menjadi dampak bagi sesama.
Mengelola logika dan rasa (mengolah batin) menjadi tujuan dari belajar. Melatih berpikir dan juga mengasah batin. Keduanya akan bermuara pada pembangunan manusia secara utuh. Intelektual dan rasa berjalan bersama saling melengkapi. Anak bisa berimajinasi, dan akhirnya imajinasi itu menjadi sebuah inspirasi yang akan membentuk tujuan hidupnya.
Maju pendidikan Indonesia….