Mengedukasi masyarakat bahwa kita pun bisa berpotensi menjadi berkebutuhan khusus. Contohnya saja, suatu saat kita mengalami sebuah musibah yang kemudian salah satu kaki, atau mata, tangan kita cacat. Bukankah kita juga menjadi orang dengan kebutuhan khusus tersebut? Berangkat dari kesadaran itu, tentu bagi masyarakat dalam menerima, menghargai, bahkan menyayangi ABK di lingkungan mereka.
Di lini pendidikan sendiri masih terus diupayakan bagaimana sekolah disiapkan terus - menerus untuk SIAP mau tidak mau, suka tidak suka terhadap ABK. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan juga, bahwa tiap sekolah negeri diwajibkan menerima ABK dalam tiap kelas sebanyak 1.
Langkah-langkah yang terus diupayakan ini menjadi oase. Kerjasama - kerjasama institusi misalnya SLB, Pusat Tumbuh Kembang Anak di rumah sakit, lembaga kesehatan masyarakat seperti klinik atau Puskesms, geliat pendidikan komunitas yang mulai tumbuh selayaknya terus diupayakan.Â
Saya dengan HOPE (lembaga pelayanan dan pendampingan ABK dan pemberdayaan perempuan yang kami rintis bersama) sendiri pun tidak kalah berjuang. Bahwa salah satu area layanan HOPE lahir dari keresahan dan kegalauan beberapa warga dan orangtua mengenai pendidikan ABK di sebuah daerah yang juga masih terus memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak.
Ini bukan hanya semata pekerjaan rumah kecil yang hanya bisa dikerjakan sekelompok orang. Tetapi lebih dari itu membutuhkan uluran tangan semua pihak termasuk masyarakat itu sendiri.
Kesadaran orangtua dalam menerima ABK menjadi kunci penting dalam mengupayakan terkait masa depan bagi mereka. Penerimaan diri atas ABK yang mereka miliki menjadi titik tolak dan sebuah energi yang memiliki daya lenting yang sangat kuat untuk perkembangan mereka.
Akhirul kalam, kolaborasi berbagai pihak adalah upaya realistis yang bisa diupayakan serta menjadi sebuah energi positif untuk mereka, anak-anak kita.
"Kekuatan cinta untuk mereka akhirnya akan selalu menemukan jalannya".
Referensi :
Yusuf, M; Widyorini, E, van Tiel, J.M. (2020). Cerdas Istimewa di Kelas Inklusi - Buku Pegangan Guru dan Calon Guru. Penerbit : Prenadamedia. Jakarta.