Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menyoal Biaya Terapi, Pendidikan ABK yang Mahal

25 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 25 Juli 2022   15:14 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengedukasi masyarakat bahwa kita pun bisa berpotensi menjadi berkebutuhan khusus. Contohnya saja, suatu saat kita mengalami sebuah musibah yang kemudian salah satu kaki, atau mata, tangan kita cacat. Bukankah kita juga menjadi orang dengan kebutuhan khusus tersebut? Berangkat dari kesadaran itu, tentu bagi masyarakat dalam menerima, menghargai, bahkan menyayangi ABK di lingkungan mereka.

Layanan remedial teaching dan pendampingan yang penulis lakukan beberapa waktu lalu di TK Budi Utami Ringinsari /Sumber : Dok.Pri
Layanan remedial teaching dan pendampingan yang penulis lakukan beberapa waktu lalu di TK Budi Utami Ringinsari /Sumber : Dok.Pri

Di lini pendidikan sendiri masih terus diupayakan bagaimana sekolah disiapkan terus - menerus untuk SIAP mau tidak mau, suka tidak suka terhadap ABK. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan juga, bahwa tiap sekolah negeri diwajibkan menerima ABK dalam tiap kelas sebanyak 1.

Langkah-langkah yang terus diupayakan ini menjadi oase. Kerjasama - kerjasama institusi misalnya SLB, Pusat Tumbuh Kembang Anak di rumah sakit, lembaga kesehatan masyarakat seperti klinik atau Puskesms, geliat pendidikan komunitas yang mulai tumbuh selayaknya terus diupayakan. 

Saya dengan HOPE (lembaga pelayanan dan pendampingan ABK dan pemberdayaan perempuan yang kami rintis bersama) sendiri pun tidak kalah berjuang. Bahwa salah satu area layanan HOPE lahir dari keresahan dan kegalauan beberapa warga dan orangtua mengenai pendidikan ABK di sebuah daerah yang juga masih terus memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak.

Ini bukan hanya semata pekerjaan rumah kecil yang hanya bisa dikerjakan sekelompok orang. Tetapi lebih dari itu membutuhkan uluran tangan semua pihak termasuk masyarakat itu sendiri.

Kesadaran orangtua dalam menerima ABK menjadi kunci penting dalam mengupayakan terkait masa depan bagi mereka. Penerimaan diri atas ABK yang mereka miliki menjadi titik tolak dan sebuah energi yang memiliki daya lenting yang sangat kuat untuk perkembangan mereka.

Akhirul kalam, kolaborasi berbagai pihak adalah upaya realistis yang bisa diupayakan serta menjadi sebuah energi positif untuk mereka, anak-anak kita.

"Kekuatan cinta untuk mereka akhirnya akan selalu menemukan jalannya".

Referensi :

Yusuf, M; Widyorini, E, van Tiel, J.M. (2020). Cerdas Istimewa di Kelas Inklusi - Buku Pegangan Guru dan Calon Guru. Penerbit : Prenadamedia. Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun