Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Bermakna dari Seorang Dokter Anestesi: Cerita di Balik Layar Pesonas 2022

7 Juli 2022   05:30 Diperbarui: 9 Juli 2022   16:02 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat penyelenggaraan Tes Kesehatan Healthy Athlete di Gedung Muria BPSDMD Semarang / Dok.Pri (Yunita Kristanti)

Ada kalimat Dokter Munim yang saya bold dengan tebal. "Lakukan saja terus, jangan berhenti!"

Saya tidak pernah memungkiri, sepanjang saya ada dalam layanan terkait Anak Berkebutuhan (Bertalenta) Khusus (ABK), kesiapan pemerintah dan masyarakat belum maksimal. Dalam lini pendidikan sekolah inklusi masih sekadar tagline, namun demikian dukungan dan perkembangan sudah ada. Diskriminasi pun masih terlihat. Mengubah mindset masyarakat terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) perlu proses yang terus-menerus diupayakan.

Tidak perlu menunggu dukungan atau bantuan dari pihak lain. Berdayakan terlebih dahulu orang-orang yang telah setia dan membersamai proses layanan tersebut. Perbanyak pertemuan-pertemuan dengan komunitas yang mendukung. Perluas jejaring sehingga dukungan semakin melebar.

Adakan secara kontinyu pertemuan-pertemuan dengan orangtua yang tergabung dalam kelompok-kelompok parents supporting. Menjalin kerjasama dengan pemimpin daerah setempat serta lembaga pemerintahan yang terkait, contoh puskesmas, dinas pendidikan, lembaga-lembaga yang concern dengan layanan ABK.

Kendala pasti ada dalam setiap 'perjuangan kehidupan', tetapi pesan tersebut begitu kuat, sehingga dapat menjadi sebuah motivasi dan motor penggerak yang luar biasa, setidaknya untuk saya. Penuturan beliau pasti bukan tanpa alasan, karena beliau sendiri juga mendampingi putranya yang telah menjadi atlet hebat yang sudah wira-wiri bahkan hingga ke luar negeri dalam cabor renang.

Tidak perlu menyandarkan pada pihak-pihak yang belum tentu peduli dan paham sepenuhnya dengan ABK. Mengubah paradigma berpikir masyarakat untuk ABK memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Proses yang benar-benar memerlukan kesabaran ekstra ini tentu menjadi sebuah modal penting. Intinya jangan pernah berhenti berjuang. 

Selama upaya itu terus dilakukan, maka percayalah hal-hal baik pasti akan datang. Semesta mendukung niat luhur dan baik itu - teruslah berjuang #selftalk.

Artikel ini saya dedikasikan untuk dr. Abdul Munim, Sp.An dan Pesonas 2022.

"Jangan berhenti berjuang, terus lakukan...!"

Terima kasih, Dok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun