Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 - People Choice Kompasiana Awards 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

[Sebuah Catatan Reflektif] Apakah Pendidikan yang Memerdekakan Hanya Sebuah Utopia?

11 Mei 2022   07:03 Diperbarui: 11 Mei 2022   08:16 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Anak kehilangan motivasi belajar dan lebih menarik diri

4. Anak kecanduan game, gadget, dan pornografi

5. Anak jatuh adiksi seks

Realita di lapangan menunjukkan data-data semacam ini. Permasalahannya, bagaimana bisa mencari solusi bersama untuk menangani kenyataan yang ada. Tentu saling menyalahkan bukanlah sebuah solusi.

Dari sebuah obrolan ringan dengan beberapa rekan pendidik di daerah minim terungkap bahwa memang pemikiran orangtua terhadap pentingnya pendidikan harus diubah. Mengubah paradigma berpikir orangtua (masyarakat) tentu bukan hal yang mudah. Perlu proses untuk sampai pada kondisi yang mendekati ideal.

Tidak akan sinkron memang jika orangtua tidak terlibat dalam proses pendidikan anaknya. Bahkan beberapa rekan pendidik juga memberikan sudut pandang, bahwa ada orangtua yang belum mau menerima masukan-masukan positif dari rekan-rekan pendidik di daerah-daerah minim tersebut dan menganggap tradisi pendidikan dari zaman ke zaman itu yang terbaik. Padahal dunia telah mengalami perubahan signifikan. Orangtua harus HADIR.

Bukan bermaksud menyalahkan dan menyerang orangtua dalam hal ini, hanya saja pendidikan anak bukan melulu tanggung jawab pendidik di sekolah. Banyak sekali yang harus diberikan orangtua juga dalam hal ini. Kolaborasi itu menjadi mutlak ketika bicara masa depan anak. Harus dilihat berimbang dari dua sisi. 

Anak-anak membutuhkan sentuhan kasih sayang orangtua. Sekolah secara formal bertugas membekali anak dengan pengetahuan, sikap dan karakter, tetapi orangtua memiliki tanggung jawab lebih dari itu, yakni memastikan anak bisa menjalankan kehidupan dengan potensi-potensi yang mereka miliki

Orangtua adalah guru di sekolah semesta ini. Orangtua memiliki peran penting dalam menciptakan blueprint masa depan anak.

Kemerdekaan dalam pendidikan menjadi sebuah pe er bersama. Pemerintah, masyarakat, sekolah, dan keluarga dalam hal ini orangtua harus saling bersinergi.

Perubahan itu dimulai secara internal bukan menuding pihak lain sebagai motor perubahan. Pihak lain bisa menjadi pemantik, penggerak tetapi selanjutnya perubahan itu harus dimulai secara internal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun