....karena sejatinya proses sekolah berlangsung sepanjang hayat, tinggal bagaimana proses belajar itu bisa bermakna positif bagi kehidupan, bukan untuk menjadi budak yang memenuhi industri semata. (Butet Manurung, pendiri Sokola Rimba)
Mulai dari tahap persiapan, lalu diskusi, hingga memilih lahan tanam sampai pada tahap eksekusi akhir, menanam. Ada banyak proses pengalaman belajar yang mereka alami secara langsung, dan ini tentu sangat menyenangkan. Mereka dengan kaki-kaki lincahnya tidak hanya dipasung dalam ruangan terbatas bernama kelas yang hanya mengkerangkeng hasrat belajar yang tak terpuaskan, berproses dengan teman-teman dan merasakan pengalaman inderawi sendiri terhadap sebuah pengalaman baru.
Mereka bisa mengalami dengan keseluruhan diri mereka dan memuaskan keingintahuan mereka secara sadar sebagai sebuah pengalaman yang akan bisa berguna untuk kelanjutan hidup mereka di masa yang akan datang.
Hari itu rasanya belum cukup untuk menyelami kehidupan Salam yang membawa perubahan cara pandang secara signifikan untuk saya terhadap arti pendidikan itu sendiri. Terima kasih banyak pada rekan-rekan semua atas kesempatan ini, Mas Susi Haryawan, Mas Yudhistira Aridayan, Kak Andy Hermawan. Juga Pak Toto dan Bu Wahya. Berharap ada jilid dua dan jilid selanjutnya untuk boleh belajar kembali di Salam.
Referensi :
Rahardjo, T. 2021. Sekolah Biasa Saja. Yogyakarta : ReaD-INSISTPress.
Sanggar Anak Alam. 2020. Kami Tidak Seragam - Rekam Jejak SanggarAnak Alam Jilid 2. Yogyakarta : Salam Books