Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebuah Catatan: Konsep Sekolah Merdeka di Kampung Nitiprayan yang Cozy dan Homy

28 Januari 2022   06:30 Diperbarui: 28 Januari 2022   08:15 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sanggar Anak Alam Nitiprayan Yogyakarta/Sumber: Dok.Pri (Yunita Kristanti)

....karena sejatinya proses sekolah berlangsung sepanjang hayat, tinggal bagaimana proses belajar itu bisa bermakna positif bagi kehidupan, bukan untuk menjadi budak yang memenuhi industri semata. (Butet Manurung, pendiri Sokola Rimba)

Area persawahan yang mendominasi pemandangan Salam/Sumber: Dok.Pri (Yunita Kristanti)
Area persawahan yang mendominasi pemandangan Salam/Sumber: Dok.Pri (Yunita Kristanti)
Pengalaman belajar anak-anak Salam juga dibukukan. Saya beruntung sekali bisa 'melihat' pengalaman belajar mereka melalui buku yang diproduksi oleh Salam secara mandiri. Sebagai contoh, proses belajar yang dinamakan riset bersama Menanam Bayam, dijelaskan secara sistematis dan runut dalam buku tersebut. Di kelas satu ini anak-anak diajak untuk menanam bayam. Mereka mengalami sebuah pengalaman belajar yang sangat kaya dari topik ini, dan yang terpenting, mereka bahagia mengalami proses belajar yang tentunya asik ini.

Mulai dari tahap persiapan, lalu diskusi, hingga memilih lahan tanam sampai pada tahap eksekusi akhir, menanam. Ada banyak proses pengalaman belajar yang mereka alami secara langsung, dan ini tentu sangat menyenangkan. Mereka dengan kaki-kaki lincahnya tidak hanya dipasung dalam ruangan terbatas bernama kelas yang hanya mengkerangkeng hasrat belajar yang tak terpuaskan, berproses dengan teman-teman dan merasakan pengalaman inderawi sendiri terhadap sebuah pengalaman baru.

Mereka bisa mengalami dengan keseluruhan diri mereka dan memuaskan keingintahuan mereka secara sadar sebagai sebuah pengalaman yang akan bisa berguna untuk kelanjutan hidup mereka di masa yang akan datang.

Hari itu rasanya belum cukup untuk menyelami kehidupan Salam yang membawa perubahan cara pandang secara signifikan untuk saya terhadap arti pendidikan itu sendiri. Terima kasih banyak pada rekan-rekan semua atas kesempatan ini, Mas Susi Haryawan, Mas Yudhistira Aridayan, Kak Andy Hermawan. Juga Pak Toto dan Bu Wahya. Berharap ada jilid dua dan jilid selanjutnya untuk boleh belajar kembali di Salam.

Referensi :

Rahardjo, T. 2021. Sekolah Biasa Saja. Yogyakarta : ReaD-INSISTPress.

Sanggar Anak Alam. 2020. Kami Tidak Seragam - Rekam Jejak SanggarAnak Alam Jilid 2. Yogyakarta : Salam Books

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun