Three Ring of Renzulli dikemukakan oleh Joseph S. Renzulli, yang ditengarai menjadi dasar penyusunan pendidikan untuk anak-anak dengan kecerdasan istimewa.Â
Apakah Anda cukup mengenal istilah giftedness atau yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan kata keberbakatan?Â
Lebih lanjut istilah giftedness atau anak gifted, disebut sebagai kecerdasan istimewa atau anak cerdas istimewa. Istilah kecerdasan istimewa ini disematkan dengan alasan menjembatani kerancuan istilah berbakat dalam arti bertalenta (individu yang memiliki talenta/kemampuan/keterampilan tertentu).Â
Seorang tokoh terkenal yang telah mendalami dunia pendidikan anak cerdas istimewa bernama Joseph S. Renzulli menjelaskan sebuah teori mengenai 3 (tiga) komponen kecerdasan istimewa yang terdapat pada mereka, komponen itu meliputi kapasitas intelegensi yang tinggi, motivasi dan komitmen terhadap kerja yang tinggi, serta kreativitas yang tinggi.Â
Tiga komponen tersebut yang digunakan sebagai tolok ukur analisis dan penegakkan diagnosis psikologis terhadap anak-anak dengan kecerdasan istimewa. Tiga komponen tersebut akhirnya dikenal dengan teori The Three Ring Renzulli.Â
Selanjutnya, bertolak dari teori tersebut banyak dihasilkan ide-ide desain pembelajaran atau pendidikan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan anak-anak dengan kecerdasan istimewa ini.Â
Apa sih karakter yang paling mencolok dari anak-anak dengan kecerdasan istimewa ini? Beberapa indikasi ini ada pada mereka, misalnya keras kepala (teguh pendirian), kritis, perfeksionis, memiliki komitmen yang sangat kuat terhadap tugasnya, memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga tidak jarang dari mereka sangat peduli terhadap kesulitan sesama, dan masih banyak ciri lain.Â
Bertolak dari ciri khas kecerdasan istimewa dan teori Three Ring Renzulli maka kita dapat mengembangkan berbagai desain pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar anak-anak cerdas istimewa tersebut.Â
Desain pembelajaran yang sesuai diharapkan bisa mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh mereka. Desain tersebut harus dapat memberikan ruang memadai bagi anak-anak yang memiliki karakteristik cerdas istimewa sehingga istilah gifted underachiever bisa diminimalisir bahkan tidak terjadi.Â
3 Prinsip yang Menjadi Dasar Desain Pembelajaran Anak Cerdas Istimewa dengan Analisis Teori Three Ring Renzulli
1. Menantang
Anak-anak cerdas istimewa tidak bisa mengembangkan kemampuannya ketika tantangan terhadap tugas yang diberikan hanya rata-rata saja. Mereka akan semakin bergairah jika tugas pembelajaran dibuat menantang kemampuan, keterampilan, dan kompetensi mereka.Â
Tantangan merupakan kata kunci penting untuk membuat desain pembelajaran untuk anak-anak cerdas istimewa tersebut.Â
2. Kompleksitas
Tugas pembelajaran yang diberikan memang harus memiliki beban kompleksitas yang tinggi, sehingga memicu semua daya yang dimiliki oleh anak-anak ini. Kompleksitas desain pembelajaran harus menjadi salah satu pertimbangan yang penting juga.Â
3. Fleksibel
Kapasitas intelektual yang tinggi (dengan menggunakan skala Weschler skor IQ 130 ke atas), kreativitas yang tinggi dari anak-anak cerdas istimewa ini tentu memberi pengaruh pada pola-pola strategi dan pola pemecahan masalah mereka sehingga desain pembelajaran harus disusun sedemikian rupa untuk mengakomodir hal ini. Kekakuan pada desain pembelajaran akan memberikan dampak kurang baik.Â
Beberapa contoh aktivitas pembelajaran yang bisa mengakomodir teori Three Ring Renzulli :
a. Project Career Expo
Mereka diminta untuk memvisualisasikan serta membuat model layanan yang berdasarkan pada cita-cita mereka. Misalnya cita-cita membuat start up mengenai pengelolaan sampah, minimal anak bisa memberikan kerangka dasar bagaimana cara kerja start up itu.Â
b. Group Project Media
Mereka diminta untuk membuat desain majalah yang berisi beraneka rubrik artikel. Tiap rubrik diisi oleh tema spesifik yang mereka minati masing-masing.Â
Ini merupakan kerja sama tim, sehingga mereka tidak hanya mengembangkan kemampuan dalam menampilkan talenta dan minat tetapi juga mengembangkan kecerdasan interpersonalnya.
c. Membuat Produk dan Strategi Pemasaran
Aktivitas ini juga bisa digunakan untuk menambah perbendaharaan model desain pembelajaran anak-anak tersebut.
Mereka diminta untuk memikirkan produk apa yang akan dibuat, mendesain merk produk, hingga pada strategi pemasaran yang akan digunakan untuk pengembangan produk yang mereka ciptakan itu.Â
Aktivitas bisa disesuaikan dengan tingkatan usia mereka dan capaian akademis yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Yang paling penting dari semuanya adalah bahwa desain pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak tersebut, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi mereka kelak dalam kehidupannya.Â
Semoga bermanfaat.Â
Referensi :
Van Tiel, J.M. (2018): Anakku ADHD, Autisme, atau Gifted?, Prenada Media, Jakarta.
Yusuf, M.; Widyorini, E.; Van Tiel, J. M. (2020) : Cerdas Istimewa di Kelas Inklusi, Prenada Media, Jakarta.Â