Emak Aminah masih terlihat bugar. Aku teringat ucapannya padaku saat itu, “Tari, biasakanlah bangun pagi lalu berdoa pada Yang Maha Kuasa. Setelah itu beraktivitaslah…”, Emak Aminah memberikan wejangan yang sampai saat ini kulakukan.
Nampaknya itu adalah rahasia kesehatannya yang sangat terjaga. Tidak ada hari-hari tanpa beraktivitas. Nenek Aminah bisa merajut, dan merangkai bunga. Ibuku pernah memesan rangkain buket bunga untuk Mimbar Gereja kami.
Mama Imel sering juga memesan rangkaian bunga karya Emak Aminah untuk memperindah ruangan di dalam rumahnya.
Ternyata memang latar belakang Emak Aminah telah membawanya kepada pengalaman hidup yang tidak mudah, sehingga Emak Aminah harus berjuang untuk menafkahi Ibu dari Arief.
Semua keterampilan dipelajarinya. Merajut dan menjahit, memasak, merangkai bunga dikuasainya.
Ibu dari Sandy sering juga memesan makanan dan kue-kue untuk konsumsi pada acara-acara yang digelar di rumah mereka. Baik itu acara keluarga atau untuk acara di lingkungan mereka.
Kue-kue dan masakan Emak Aminah sudah terkenal akan kelezatannya.
“Tari, seberapa hebat karirmu nanti jangan pernah lupakan kodrat dan fitrah kita sebagai seorang wanita, yang memiliki tugas memelihara kesejahteraan keluarga.” Perkataan Emak Aminah itu senada seperti yang selalu diberikan oleh Ibuku.
Dibuktikan juga dengan perilaku Ibuku yang seorang Dokter Hewan tetapi tidak pernah meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan ibu.
“Tari, dari pengabdian kita sebagai wanita dalam keluarga akan mampu menjadi berkat bagi tiap anggotanya. Lakukan tanggung jawab kita itu dengan rasa cinta sehingga akan ringan menjalankannya”, itu perkataan Emak Aminah yang selalu aku ingat.
Semua hal yang dikatakannya menjadi sebuah teladan bagiku.