Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 - People Choice Kompasiana Awards 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Corrie ten Boom, Wanita Teladan Penuh Pengampunan

8 Maret 2021   18:10 Diperbarui: 9 Maret 2021   08:14 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Casper, Willem, Betsie, serta Christian keponakan Corrie meninggal dunia dalam masa penawanan NAZI tersebut. 4 dari 10 keluarga Boom memberikan nyawa mereka sebagai komitmen untuk menyelamatkan sesama.

Bagaimana dengan Corrie?

Secara ajaib di tahun 1944, Corrie dibebaskan!

Dia hidup sendiri dalam rumahnya di Harleem. Bukan sebuah hal yang mudah bagi Corrie untuk menerima, tetapi sekali lagi, kasih yang melampaui nalar dilakukannya dengan mengampuni orang-orang yang telah merenggut seluruh keluarganya tersebut.

Kisah dramatis lain pada tahun 1947 terjadi di Muenchen. Hal ini tidak kalah mencengangkan, kembali sebuah tindakan alay Corrie yang luar biasa! Dia menjabat tangan seorang penjaga camp Ravensbruck, salah satu penjaga yang paling kejam, yang pernah menyaksikan dirinya dan Betsie telanjang serta berjalan di hadapan pria itu. Dia mengingat bagaimana Betsie dan tubuhnya yang hanya tinggal tulang diselimuti kulit, begitu kurus dan menderita harus berjalan bersamanya menahan rasa malu yang mendalam di hadapan para penjaga kejam tersebut.

Corrie mengambil keputusan yang tepat untuk mengampuni pria itu. Sebuah tindakan yang melampaui batas pikiran kewajaran manusia.Tindakan yang berlebihan diberikan kepada penjaga kamp kejam itu, mengampuni!

Corrie memaknai penderitaan menjadi sebuah anugerah yang akhirnya bisa dirasakan oleh lebih banyak orang. Dia membuat Bloemendal, rumah pemulihan bagi korban perang yang selamat.

Sejak saat itu kisah hidup dan keteladanan Corrie ten Boom membahana di seluruh dunia. Dia terus menyerukan kekuatan pengampunan. Dia menyiarkan kasih Tuhan yang memberi kemampuan untuk mengampuni. Rumah keluarga Corrie ten Boom dijadikan museum peringatan Holocaust.

Saya mengetahui nama Corrie dari seorang pakar konseling di Indonesia. Beliau bernama Julianto Simanjuntak. Saat itu beliau menjelaskan peranan besar pengampunan dalam proses pemulihan luka-luka batin. Nama Corrie selalu disebutkan sebagai seorang wanita inspiratif yang memberikan keteladanan dalam hal mengampuni.

Salah satu topik dalam konseling adalah berdamai dengan diri sendiri, masalah utama yang mengganjal lepasnya akar kepahitan.  Peran pengampunan sungguh besar dalam sebuah proses berdamai dengan diri sendiri.

Peringatan Hari Perempuan Internasional ini bisa menjadi sebuah momentum bagi kita untuk meneruskan jejak-jejak kasih Corrie dalam kehidupan kita terkait pengampunan. Tindakan 'berlebihan' Corrie yang melampaui kewajaran serta bermuatan keluhuran budi (yang katanya dibilang dengan istilah alay di jaman ini) justru membawa berkat bagi banyak orang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun