Ditemukannya virus mutasi SARS-CoV 2 di sejumlah negara, memberi kenyataan bahwa kita memang belum dapat terbebas sepenuhnya dari pandemi.
Situasi pandemi yang berawal sejak tahun lalu di Indonesia, nampaknya masih terus berlanjut sampai dengan saat ini. Ya, di awal tahun 2021 ini, kita masih terus bergulat dengan situasi pandemi, apalagi diketahui adanya pemberitaan teranyar mengenai virus mutasi.
Hal itu diteguhkan dengan beberapa pemberitaan di media-media, baik di dalam dan luar negeri. Pemberitaan tersebut memberitakan mengenai timbulnya virus mutasi.
Dilansir dalam Kompas.com (29/12/2020) ditemukan varian baru SARS-CoV 2 di Inggris. Ditegaskan bahwa strain virus baru ini (yang merupakan mutasi virus sebelumnya) lebih menular 70% dibandingkan virus pendahulunya.
Selain di Inggris, penemuan kasus Covid- 19 dengan penyebab virus varian baru juga ditemukan di sejumlah negara seperti, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Hongkong, Australia, dan Afrika Selatan. Dilaporkan juga bahwa ditemukan sejumlah kasus yang disebabkan oleh virus mutasi SARS CoV 2. Diketahui bahwa kasus tersebut dapat menginfeksi anak-anak.
Pemberitaan mengenai penemuan vaksin dan rencana pemberian vaksin pada awal tahun 2021 di sejumlah negara, termasuk Indonesia tentu memberi angin segar dan secercah harapan, namun demikian persoalan ternyata belum berhenti sampai disitu saja. Pemberitaan-pemberitaan di media mengenai ditemukannya sejumlah kasus baru karena adanya mutasi virus, masih memberi nuansa kekhawatiran yang membelenggu kemerdekaan kita.
Penemuan mutasi virus juga ternyata ditemukan di Indonesia, hal ini diungkapkan oleh Ketua Satgas Covid- 19 Pengurus Besar Ikatan Dokter (PB IDI) Indonesia, Zubairi Djoerban. Strain virus baru yang diberi kode B117 ini dapat menular 71% lebih cepat namun demikian tidak lebih mematikan. Hal ini dilansir dalam Kompas.com (02/01/2021).
Kenyataan ini memberikan sebuah pemahaman kepada kita, bahwa virus apapun dapat bermutasi. Mengetahui kenyataan tersebut, tentu kita tidak dapat lari dan menghindari kondisi seperti ini, justru sebaliknya, kita harus dapat menghadapi keadaan ini dengan kesiapan matang.
Intinya, kita tidak boleh lengah dan terus harus menjaga protokol kesehatan yang telah kita terapkan selama ini. Kita jangan sampai dikendalikan oleh ‘situasi-situasi seperti ini’.
Dicky Budiman, seorang Epidemiolog Griffith Australia menekankan, 3 M belum cukup. Dengan kondisi ini, protokol kesehatan 5 M harus dilakukan. Apa itu 5 M?
5 M adalah 3 M + 2 M tambahan. Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Membatasi mobilitas dan interaksi, serta Menjauhi kerumunan. Hal ini dilansir dalam CNBC.com (01/01/2020).
Kita sudah sering mendapatkan pengetahuan sejauh ini mengenai tata cara protokol kesehatan sehingga tubuh kita tetap dapat sehat.
Sepanjang tahun 2020, kita telah ‘digembleng’ dengan pelajaran-pelajaran mengenai kesehatan tubuh melalui asupan gizi lewat makanan dan minuman, olahraga, menjaga gaya hidup, serta pola tidur. Hal ini harus menjadi sebuah pola perilaku yang menetap dalam diri kita.
Menjaga mental tetap waras dan bahagia juga merupakan hal penting, yang harus terus kita upayakan. Bosan dengan situasi yang membawa rasa getir, takut tentu kita rasakan. Banyaknya pembatasan yang sudah kita lalui sepanjang tahun kemarin. Jangan sampai hal ini membuat kita kehilangan semangat untuk tetap sehat.
Sebuah adagium ini tepat rasanya untuk membakar semangat kita di tengah situasi dan kondisi sekarang, “Kita harus memenangkan pertandingan ini. Kita tidak boleh kalah. Kita harus berdiri di atas ‘badai’ dan memenangkannya.”
Apa yang bisa kita lakukan sekarang ?
1. Jaga kondisi mental agar tetap bahagia
2. Jaga pola makan dengan asupan gizi yang cukup
3. Lakukan olahraga teratur
4. Atur pola tidur agar tubuh tetap bugar dan sehat
5. Mendekatkan diri dan berdoa pada Tuhan Yang Maha Kuasa
6. Berpikiran positif, tetap berharap, serta memiliki sikap hidup optimis bahwa situasi akan segera membaik
Pada akhirnya, keputusan ada pada diri kita. Mau khawatir atau terus memupuk harapan yang baik dan tetap melaksanakan aturan protokol kesehatan dengan kewaspadaan. Jika kita bisa peduli dengan kesehatan diri kita maka kita sedang menjaga kesehatan orang lain juga.
Dukungan penuh pada seluruh tim medis dan nakes di seluruh Indonesia.
Indonesia, tetap sehat, tetap semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H