Kepentingan tim merupakan prioritas. Terus belajar untuk mengenali rekan-rekan yang ada di sekeliling kita dengan menyadari kelebihan dan kelemahan mereka.
Menyesuaikan diri dengan rekan-rekan yang diajak kerjasama juga menjadi hal yang penting disini.
Anak-anak bisa dilatih sejak dini untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil. Konflik tentu ada. Peran kita menjadi jembatan untuk mereka, sehingga tujuan kerjasama tidak mandeg dan hubungan antar teman-teman mereka tetap bisa kokoh terjalin.
Memberikan arahan-arahan ketika konflik terjadi merupakan hal wajib bagi kita sebagai orang tua. Konflik bukan untuk memecah melainkan sebaliknya, konflik akan membangun dinamika relasi dalam lingkaran kerjasama mereka.
Menggunakan Etika dalam Membangun Relasi
Etika menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral (akhlak).
Melakukan relasi perlu didasari dengan pemahaman penuh bahwa tiap individu itu berharga. Mengembangkan relasi yang sehat dengan individu lain perlu senantiasa dikembangkan.
Tentu bukan untuk menghakimi orang lain mengenai apa yang baik atau apa yang buruk. Etika ini sejatinya untuk membekali diri agar dapat mengembangkan relasi-relasi yang sehat ketika berhubungan dengan individu lain di sekitar kita.
Perlu ditekankan, agar anak-anak kita mengerti peran dan posisi mereka di tengah keluarga bahkan masyarakat luas.
PENUTUP
Bagian terakhir artikel seri keterampilan sosial ini akan saya tutup dengan sebuah cerita dari kerabat mengenai sebuah pengalaman anaknya.
Suatu sore anak dari kerabat saya sedang bermain sepeda dengan kawannya di jalan depan rumahnya.
Tiba-tiba entah mengapa anak kerabat saya ini terjatuh dari sepeda. Dia tidak menangis. Di saat anak kerabat tersebut jatuh, ada suara tawa yang sangat keras dari seorang kawan yang sedang bermain bersamanya.