Mengapa harus dibiasakan? Budaya antri atau budaya menunggu giliran melatih sejumlah karakter emas yang dibutuhkan seorang individu dalam berhubungan dengan sesamanya.
Kesabaran, memahami orang lain, empati, disiplin merupakan komponen karakter yang dapat muncul dibalik melatih keterampilan sosial yang satu ini.
Saat ingin membayar di kasir, saat memesan pesanan makanan, saat membeli tiket kendaraan, dan lain sebagainya memerlukan tindakan menunggu giliran.
Budaya antri bisa dilatih sejak dini kepada anak-anak kita. Anak-anak melihat contoh, sehingga memberikan contoh-contoh budaya antri kepada mereka bisa menjadi upaya yang efektif dalam melatih keterampilan sosial ini.
Memberikan Apresiasi Kepada Orang Lain
Anak yang tumbuh dengan budaya apresiasi akan menjadi seorang pribadi yang dapat menghargai sesamanya. Memberikan apresiasi kepada orang lain dengan proporsional dapat memunculkan sejumlah kekuatan diri, misalnya saja motivasi berprestasi, keinginan untuk maju, dan lain sebagainya.
Keteladanan orang tua dalam memberi apresiasi ketimbang kritik menjadi sebuah tanah subur dalam menanam bibit keterampilan sosial yang satu ini.
Menolong Orang Lain dan Berbagi
Tindakan baik menolong dan berbagi menjadi sebuah paket keterampilan sosial berikutnya yang dapat diajarkan dan dilatih kepada anak-anak sejak usia dini.
Menggunakan cara-cara yang sederhana di sekitar anak bisa menjadi salah satu cara untuk melatih keterampilan yang satu ini.
Pada setiap manusia melekat peran makhluk sosial sekaligus makhluk individu. Melatih kepekaan mereka dalam menolong dan berbagi bisa dilatih sejak mereka kecil.
Mengajak rutin menabung lalu di akhir tahun mengunjungi sebuah panti asuhan dan memberi paket alat tulis dengan menggunakan hasil tabungan anak bisa menjadi salah satu ide kecil yang bisa memberikan dampak besar bagi latihan keterampilan yang satu ini.
Menghargai Batas-batas Personal Individu
Tindakan keterampilan sosial yang selanjutnya masih terkait dengan upaya menghargai manusia satu dengan manusia yang lain.