Sebuah kabar yang membanggakan dilayangkan secara daring oleh Mama Rayyan.
Kepak sayapnya telah membawanya terbang lebih tinggi lagi....
Masih ingat pada artikel Saya yang mengupas mengenai seorang anak laki-laki yang memiliki YouTube Channel dengan jutaan viewer bernama Rayyan Raditya? Kisah Rayyan sebelumnya tersebut, bisa dibaca disini. Dalam artikel tersebut, Saya menuliskan mengenai kemampuan mantan siswa yang masih berusia belia ini dalam bidang animasi komputer.
Waktu berjalan, beberapa minggu yang lalu, kembali sebuah berita menghampiri saya.
Kali ini, berita bahagia itu seperti sebuah impian yang terjawab oleh Sang Pencipta, melalui proses audisi, akhirnya Rayyan mendapatkan posisi kerja Independent Contractor sebagai Clipmakers oleh sebuah perusahaan animasi di negeri Paman Sam, tepatnya di negara bagian California.
Mengetahui bahwa usianya yang belum genap 18 tahun, perusahaan tersebut menambahkan kewajiban persetujuan dan tanda tangan dari orang tua sebagai syarat berlakunya kontrak tersebut.
Bukan sesuatu yang mudah bagi kedua orang tua Rayyan Raditya untuk membuat sebuah keputusan untuk menanggapi hal tersebut.
Hal itu merupakan saat-saat dilematis bagi kedua orang tua Rayyan, mengingat ia masih berstatus sebagai seorang pelajar SMP, di sisi lain ada kesempatan besar atas talenta dan passionnya yang diakui. Dan tak main-main, yang mengakuinya adalah sebuah perusahaan asing yang berada di Amerika Serikat.Â
Namun demikian pada akhirnya, setelah orangtuanya membaca sejumlah klausul kontrak tersebut sebagai Independent Contractor, memahami bahwa pekerjaan tersebut dapat dilakukan secara fleksibel dan tidak terikat secara kuantitas pekerjaan, kontrak itu diterima. Rayyan bekerja untuk sebuah perusahaan animasi internasional!
Great!!!
Diskusi panjang dengan Rayyan menjadi agenda yang tak terelakkan saat itu. Sebuah tanggung jawab baru akan diemban anak berusia 13 tahun ini.
Sebagai siswa sekaligus Independent Contractor Clipmakers di sebuah perusahaan animasi di Amerika Serikat, bukan hal yang mudah dicapai tentunya. Tak semua anak memiliki kesempatan emas ini.
Rayyan tetap bisa menerima hak-haknya sebagai anak. Aktualisasi diri yang bisa dikembangkannya menjadi sebuah kebutuhan yang bisa terpenuhi dari pekerjaan  barunya ini.
Perlu saya ingatkan, ini adalah sebuah hobi yang membuat Rayyan menikmati hari-harinya. Membuat film-film animasi pendek menjadi hobi yang ditekuninya sejak kecil.
Dalam artikel sebelumnya, saya menjelaskan betapa senangnya Rayyan kecil memproduksi film-film yang dia unggah ke kanal YouTubenya dan berhasil mendapatkan respon yang sangat luar biasa dari orang-orang yang berasal dari berbagai negara di dunia.
Saat ini Rayyan sudah melakukan pekerjaannya dari rumahnya di kota Semarang. Rayyan bertugas untuk membuat klip animasi sesuai materi yang diberikan dari perusahaannya dalam waktu yang fleksibel.
Sistem pembayaran pun dilakukan oleh perusaahaannya dengan membayar Rayyan per klip yang dibuatnya. Durasi satu klip berkisar antara 3-30 detik.
Biasanya Rayyan membutuhkan waktu rata-rata 10 menit untuk menyelesaikan tiap klipnya.
Menurut keterangan dari Ibu Evinna, mama Rayyan, 5 klip dalam satu hari sanggup diselesaikan oleh Rayyan.
Alhasil, Rayyan menggunakan waktu 50 menit per hari untuk menyelesaikan klipnya untuk disetorkan kepada perusahaan tempatnya bernaung sebagai Clipmakers.
Wah Rayyan, Bu Nita bangga....Â
"Nak, impianmu tercapai".
"Akhirnya, Kau mendapat lingkungan sesuai dengan passionmu".Â
"Selamat ya, telah menemukan rumah bagi hobimu".
Walau demikian Rayyan tetap bertanggung jawab atas pendidikannya. Saat ini dia telah memasuki jenjang kelas 8. Rayyan tetap bersekolah di SMP Semesta 2 Semarang. Menurut orang tua Rayyan pihak sekolah saat ini, sangat memahami dan memberikan support yang sangat baik kepada Rayyan.
Lika-liku yang dijalani Rayyan cukup banyak. Bukan hal yang mudah untuk mencapai kondisi yang telah diraih Rayyan saat ini. Ketekunan dalam melakukan hobinya berbuahkan hasil yang besar.
Biarlah hal ini menjadi sebuah teladan bagi anak-anak lain yang dalam masa belajar, tetap bisa didukung untuk mengembangkan kreativitas tanpa batas yang membuka gerbang masa depannya.
Apresiasi tertinggi saya tujukan kepada orang tua Rayyan. Bapak Raditya Hendrarto dan Ibu Evinna Hendrarto (keduanya merupakan alumnus Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang) yang tidak pernah putus asa dalam mendampingi proses perjalanan Rayyan hingga saat ini.
Sepanjang saya mendampingi, saya tidak pernah menemukan kata-kata negatif yang ditujukan untuk Rayyan. Saya sangat mengetahui beberapa kesulitan yang dihadapi Rayyan di sekolahnya terdahulu.
Support yang terus mengalir seperti sebuah mata air yang membuka selaput-selaput kemampuan yang dimiliki Rayyan. Kedua orang tua Rayyan, sangat jeli dalam melihat kapasitas dan kemampuan Sang Anak.
Sebuah teladan yang dapat diambil dari hal ini.Â
Penerimaan dari orang tua yang tulus terhadap semua kelebihan dan kelemahan anak, menjadi sebuah kunci keberhasilan Rayyan Raditya.
Rayyan, selamat melakukan sebuah pekerjaan dengan cinta yang besar dan selamat memberi manfaat buat sesamamu melalui keahlian yang engkau miliki. Kami semua bangga terhadapmu.
Usia muda tidak membatasi kreativitas anak bangsa dalam menyumbangkan ide-ide terbaiknya.
Selamat Rayyan Raditya atas pencapaiannya, kami semua bangga padamu.
Indonesia bisa!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H