Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merti Desa, Kami Simpan Dulu Rindu Kami

7 Agustus 2020   06:37 Diperbarui: 7 Agustus 2020   07:02 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kostum anak-anak di perumahan saat akan digelar kirab budaya merti desa dengan tema kostum daur ulang / sumber : dokpri (yunita kristanti)

Merti Desa, kami rindu ...

Merti Desa atau biasa disebut sebagai Merti Dusun, merupakan sebuah tradisi unik dan sarat nilai yang masih dijaga kelestariannya di daerah Kabupaten Semarang, Kotamadya Salatiga, DIY, dan sekitarnya.

Merti Desa merupakan budaya yang menampilkan kelekatan nilai gotong royong, solidaritas, dan ungkap syukur pada Tuhan Yang Maha Esa.

Konon, Merti Desa ini diselenggarakan sebagai wujud syukur atas limpah berkat Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan panen warga.

Tradisi ini biasanya dibarengi juga dengan kirab budaya. Pagelaran wayang kulit semalam suntuk biasanya pun digelar dalam rangkaian acara Merti Desa ini.

Warga masyarakat yang terdiri dari beberapa RT (Rukun Tetangga) dalam tatanan satu RW (Rukun Warga), akan menampilkan keunikan kostum, gunungan yang terdiri dari hasil bumi berupa sayur atau buah-buahan, yang akan diarak keliling kampung, dengan iringan drumblek, semacam drumband khas Kotamadya Salatiga.

gunungan, salah satu tradisi rangkaian Merti Desa/ sumber : Kompas. ID
gunungan, salah satu tradisi rangkaian Merti Desa/ sumber : Kompas. ID
Penyajian gunungan yang menarik dan keunikan kostum yang dikenakan para warga yang mengikuti kirab budaya ini, biasanya akan dinilai dan bagi RT yang mendapatkan nilai tertinggi telah disediakan hadiah menarik dari panitia penyelenggara.

Setelah kirab budaya berakhir, akan diakhiri dengan makan bersama seluruh warga yang mengikuti Merti Desa ini.

Merti Desa yang saya ikuti adalah Merti Desa dan Kirab Budaya, yang diselenggarakan di Desa Gunung Sari, Kecamatan Tingkir, Salatiga.

Setiap tahunnya, acara Kirab Budaya dalam Merti Desa ini mempunyai tema yang beragam. Tema ini nantinya akan mewarnai tema-tema kostum, dan gunungan yang akan disajikan. Contohnya saja beberapa tahun lalu, tema yang diusung adalah “Menggunakan Benda-benda Daur Ulang”, lalu tahun berikutnya “Menggunakan Tanaman (Sayur atau Buah-buahan)".

salah satu momen Merti Desa yang penulis ikuti dengan tema kostum tumbuhan dan alam/ sumber : dokpri (yunita kristanti)
salah satu momen Merti Desa yang penulis ikuti dengan tema kostum tumbuhan dan alam/ sumber : dokpri (yunita kristanti)
Kostum kirab budaya akan mengikuti tema yang diusung. Untuk gunungan tetap menyajikan hasil bumi dan dihias sesuai dengan tema yang diusung.

Saya pernah menjadi bagian dalam tradisi ini. Tradisi Merti Desa biasanya dilakukan seputar bulan Agustus. Tahun 2020 ini mungkin akan sepi dari kegiatan “fenomenal” ini.

Dampak korona yang belum juga berakhir episodenya ditengarai sebagai satu alasan kuat, absennya Merti Desa kali ini.

Merti Desa merupakan acara pengumpulan massa yang sangat besar jumlahnya, tentu hal ini tidak seiring dengan  skenario pencegahan korona yang mengutamakan pembatasan. Yang kangen dengan acara ini, sabar dulu ya.

Merti Desa dan Kirab Budaya yang mengiringi termasuk usaha nguri-uri budaya bangsa.

Banyak nilai yang terselip dalam acara Merti Desa yang menarik ini. Budaya asli bangsa Indonesia, tercermin dari kegiatan ini.

Banyak yang rindu dengan acara ini, sebab nilai yang disemai sungguh banyak.

Nilai positif yang ditebar oleh acara Merti Desa atau Merti Dusun berikut Kirab Budaya yang melegenda itu :

Kental dengan nilai gotong-royong.

Persiapan kostum, gunungan akan melibatkan warga sekitar (tiap RT), pada momen ini seluruh warga akan terlibat. Peserta kirab budaya akan bersiap untuk “dipermak”, ada juga bagian konsumsi yang akan merepotkan diri untuk urusan logistik seperti minuman dan makanan yang akan dimakan oleh warga secara bersama-sama.

Anggaran untuk melaksanakan acara ini ditanggung oleh seluruh warga. Benar-benar gotong-royong, bukan?

791a5e7a-7ea9-42e0-b03f-4d3c81be255c-5f2c93f7097f36018d1bebb3.jpg
791a5e7a-7ea9-42e0-b03f-4d3c81be255c-5f2c93f7097f36018d1bebb3.jpg
salah satu tangkapan gambar dari Instagram penulis terkait anak-anak dari komplek perumahan kami yang menjadi peserta kirab budaya

Kental dengan nilai seni budaya khas.

Dalam Kirab Budaya Merti desa ini, ada rangkaian pagelaran budaya seperti pertunjukan wayang kulit, dan reog. Budaya ini diusung untuk tetap melestarikan seni budaya khas Indonesia.

Banyak warga yang mengikuti dan menikmati rangkaian pertunjukan ini. Ungkap syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpah berkat yang diberikan dinikmati juga oleh seluruh warga.

Kental dengan nilai keberagaman yang mempersatukan.

Semua warga dilibatkan, sehingga tidak ada sekat apapun. Semuanya lebur jadi satu, yang ada hanya sukacita dan turut menikmati acara ungkap syukur ini.

Tak ada pembahasan perbedaan etnis, suku, maupun agama. Semuanya mendukung acara yang tengah dinikmati seluruh warga. Perbedaan tidak menjadi masalah, justru sebaliknya perbedaan menyatukan, warga yang memiliki talenta saling menyumbangkan ide, kemampuan, tenaga untuk suksesnya acara ini.

merti-desa-3-5f2c91e4097f3625ab7b28d4.jpg
merti-desa-3-5f2c91e4097f3625ab7b28d4.jpg
saat berfoto bersama seluruh peserta kirab budaya Merti Desa dalam komplek perumahan/ sumber : dokpri

Kental dengan nilai kebersamaan.

Kirab Budaya ditutup dengan acara makan bersama, kebersamaan dan keakraban bisa dinikmati pada momen ini. Seolah sejenak lupa dengan rutinitas dan kesibukan warga. Biasanya acara ini dilakukan pada saat akhir pekan, Sabtu atau Minggu.

Kebersamaan dewasa, anak-anak, tua-muda, cantik-ganteng terlihat. Semua warga terlibat dalam acara sarat budaya ini. Senyum dan keceriaan mewarnai, kami lupa dengan terik matahari dan kelelahan kaki yang berjalan hampir lebih dari 5 kilometer.

Acara ini biasanya diliput oleh wartawan atau jurnalis warga tiap tahunnya. Semoga di tahun depan acara ini akan terlaksana dengan lebih meriah lagi, sebagai wujud syukur penyertaan Tuhan Yang Maha Kuasa atas pemulihan kondisi yang sedang berlangsung saat ini.

Kami simpan rindu ini, Merti Desa...

Referensi :

1 , 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun