Merti Desa, kami rindu ...
Merti Desa atau biasa disebut sebagai Merti Dusun, merupakan sebuah tradisi unik dan sarat nilai yang masih dijaga kelestariannya di daerah Kabupaten Semarang, Kotamadya Salatiga, DIY, dan sekitarnya.
Merti Desa merupakan budaya yang menampilkan kelekatan nilai gotong royong, solidaritas, dan ungkap syukur pada Tuhan Yang Maha Esa.
Konon, Merti Desa ini diselenggarakan sebagai wujud syukur atas limpah berkat Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan panen warga.
Tradisi ini biasanya dibarengi juga dengan kirab budaya. Pagelaran wayang kulit semalam suntuk biasanya pun digelar dalam rangkaian acara Merti Desa ini.
Warga masyarakat yang terdiri dari beberapa RT (Rukun Tetangga) dalam tatanan satu RW (Rukun Warga), akan menampilkan keunikan kostum, gunungan yang terdiri dari hasil bumi berupa sayur atau buah-buahan, yang akan diarak keliling kampung, dengan iringan drumblek, semacam drumband khas Kotamadya Salatiga.
Penyajian gunungan yang menarik dan keunikan kostum yang dikenakan para warga yang mengikuti kirab budaya ini, biasanya akan dinilai dan bagi RT yang mendapatkan nilai tertinggi telah disediakan hadiah menarik dari panitia penyelenggara.
Setelah kirab budaya berakhir, akan diakhiri dengan makan bersama seluruh warga yang mengikuti Merti Desa ini.
Merti Desa yang saya ikuti adalah Merti Desa dan Kirab Budaya, yang diselenggarakan di Desa Gunung Sari, Kecamatan Tingkir, Salatiga.
Setiap tahunnya, acara Kirab Budaya dalam Merti Desa ini mempunyai tema yang beragam. Tema ini nantinya akan mewarnai tema-tema kostum, dan gunungan yang akan disajikan. Contohnya saja beberapa tahun lalu, tema yang diusung adalah “Menggunakan Benda-benda Daur Ulang”, lalu tahun berikutnya “Menggunakan Tanaman (Sayur atau Buah-buahan)".