Dalam Kirab Budaya Merti desa ini, ada rangkaian pagelaran budaya seperti pertunjukan wayang kulit, dan reog. Budaya ini diusung untuk tetap melestarikan seni budaya khas Indonesia.
Banyak warga yang mengikuti dan menikmati rangkaian pertunjukan ini. Ungkap syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpah berkat yang diberikan dinikmati juga oleh seluruh warga.
Kental dengan nilai keberagaman yang mempersatukan.
Semua warga dilibatkan, sehingga tidak ada sekat apapun. Semuanya lebur jadi satu, yang ada hanya sukacita dan turut menikmati acara ungkap syukur ini.
Tak ada pembahasan perbedaan etnis, suku, maupun agama. Semuanya mendukung acara yang tengah dinikmati seluruh warga. Perbedaan tidak menjadi masalah, justru sebaliknya perbedaan menyatukan, warga yang memiliki talenta saling menyumbangkan ide, kemampuan, tenaga untuk suksesnya acara ini.
Kental dengan nilai kebersamaan.
Kirab Budaya ditutup dengan acara makan bersama, kebersamaan dan keakraban bisa dinikmati pada momen ini. Seolah sejenak lupa dengan rutinitas dan kesibukan warga. Biasanya acara ini dilakukan pada saat akhir pekan, Sabtu atau Minggu.
Kebersamaan dewasa, anak-anak, tua-muda, cantik-ganteng terlihat. Semua warga terlibat dalam acara sarat budaya ini. Senyum dan keceriaan mewarnai, kami lupa dengan terik matahari dan kelelahan kaki yang berjalan hampir lebih dari 5 kilometer.
Acara ini biasanya diliput oleh wartawan atau jurnalis warga tiap tahunnya. Semoga di tahun depan acara ini akan terlaksana dengan lebih meriah lagi, sebagai wujud syukur penyertaan Tuhan Yang Maha Kuasa atas pemulihan kondisi yang sedang berlangsung saat ini.
Kami simpan rindu ini, Merti Desa...
Referensi :