Kostum kirab budaya akan mengikuti tema yang diusung. Untuk gunungan tetap menyajikan hasil bumi dan dihias sesuai dengan tema yang diusung.
Saya pernah menjadi bagian dalam tradisi ini. Tradisi Merti Desa biasanya dilakukan seputar bulan Agustus. Tahun 2020 ini mungkin akan sepi dari kegiatan “fenomenal” ini.
Dampak korona yang belum juga berakhir episodenya ditengarai sebagai satu alasan kuat, absennya Merti Desa kali ini.
Merti Desa merupakan acara pengumpulan massa yang sangat besar jumlahnya, tentu hal ini tidak seiring dengan skenario pencegahan korona yang mengutamakan pembatasan. Yang kangen dengan acara ini, sabar dulu ya.
Merti Desa dan Kirab Budaya yang mengiringi termasuk usaha nguri-uri budaya bangsa.
Banyak nilai yang terselip dalam acara Merti Desa yang menarik ini. Budaya asli bangsa Indonesia, tercermin dari kegiatan ini.
Banyak yang rindu dengan acara ini, sebab nilai yang disemai sungguh banyak.
Nilai positif yang ditebar oleh acara Merti Desa atau Merti Dusun berikut Kirab Budaya yang melegenda itu :
Kental dengan nilai gotong-royong.
Persiapan kostum, gunungan akan melibatkan warga sekitar (tiap RT), pada momen ini seluruh warga akan terlibat. Peserta kirab budaya akan bersiap untuk “dipermak”, ada juga bagian konsumsi yang akan merepotkan diri untuk urusan logistik seperti minuman dan makanan yang akan dimakan oleh warga secara bersama-sama.
Anggaran untuk melaksanakan acara ini ditanggung oleh seluruh warga. Benar-benar gotong-royong, bukan?