Pendampingan perlu dilakukan, bukan untuk melakukan investigasi yang membabi buta, tetapi lebih memahami mereka dalam masa perkembangannya.
Tentu saja berkaitan dengan perkembangan dari aspek reproduksinya, dan seputar hal yang ditimbulkannya. Misalnya, penting untuk memahami bahwa hal yang wajar ketika anak-anak memiliki rasa suka dengan lawan jenis.
Rasa suka dengan lawan jenis merupakan sebuah imbas fase perkembangan selanjutnya terkait perkembangan kesehatan reproduksi.
Pendampingan dan dukungan dari keluarga maupun guru juga menjadi hal penting, sehingga remaja punya rambu-rambu dalam mengenal lawan jenisnya terkait dengan perkembangan reproduksinya
Pendampingan akan sangat berguna. Mendukungnya akan membuat mereka merasa memiliki kawan dalam berproses.
Jangan melarang tetapi juga jangan terlalu melepaskan terkait hubungan dengan lawan jenis ini. Berikan pengawasan dan dukungan secara bijak. Mengambil posisi yang arif bagi proses ini merupakan tindakan yang tepat.
Penting memberi batasan yang jelas pada mereka. Mengkomunikasikan sesuatu dengan keterbukaan. Jika mereka melakukan hubungan seksual pada masa ini, jelaskan bahwa itu tidak bisa dilakukan, karena ada konsekwensi logis yang harus mereka hadapi jika dilanggar.
Ajarkan mereka untuk tetap melakukan hubungan yang sehat dalam menjalin relasi dengan lawan jenisnya.
Membuka keran komunikasi sebanyak mungkin pada fase-fase ini sebagai seorang sahabat, menjadi sebuah faktor kunci.
Peluklah remaja-remaja kita ini dengan memberikan pemahaman yang benar seputar pendidikan kesehatan reproduksi remaja (pendidikan seksualitas), sehingga kelak mereka pun dapat memeluk masa depan mereka dengan penuh sukacita.
Beberapa hal diatas kiranya bisa bermanfaat sebagai catatan kecil untuk memulai sebuah model pendidikan seksualitas atau pendidikan kesehatan reproduksi khususnya pada fase remaja.