Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 - People Choice Kompasiana Awards 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Dari "Parcel" Tempe sampai "Kado" Lombok Rawit, Kisah Inspiratif di Sekitar Kita

16 Mei 2020   15:40 Diperbarui: 7 Mei 2021   08:12 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sempat bertanya pada beberapa “dermawan” yang pernah melakukan aksi kebaikan di masa sulit ini. Ada yang menarik dari salah seorang yang mengatakan demikian, “perubahan itu dimulai dari kita, jangan menunggu, lakukan saja, terus lakukan, lihatlah, pasti akan banyak diikuti oleh perubahan selanjutnya.”

“Jangan menunggu sampai ada korban, bergeraklah dulu, yakin semesta mendukung semua aksi kebaikan.”

Yang terakhir, “jika berpotensi untuk membantu, walau kecil, bantulah, itu pasti akan berdampak.”

Tiga pernyataan itu cukup menampar saya, alih-alih ribut berwacana, kumpulkan daya untuk segera berderma, sehingga upaya ini akan lebih berguna untuk masyarakat luas. (Catatan : jika memang memiliki potensi untuk “memberi diri”, walau kecil)

Pelajaran yang saya bisa ambil dari mereka-mereka yang melakukan aksi kebaikan ini adalah :

  • Untuk melakukan sebuah aksi memberi kepada orang lain, tidak perlu menunggu sampai berlimpah harta terlebih dahulu. Sebuah aksi kebaikan yang terlahir dari ketulusan hati, niscaya akan menjadi sebuah lingkaran kebaikan yang gemanya akan membuahkan aksi kebaikan selanjutnya.
  • Memberi lebih baik daripada menerima, tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Sebuah perenungan yang sebenarnya telah diwariskan oleh Eyang dan Ayah saya terkasih sejak saya kecil.
  • Memberi merupakan wujud syukur kepada Sang Pencipta atas anugerah hidup yang masih bisa diterima. Tak akan bisa membalas cinta-Nya Tuhan, namun demikian, terbentang luas cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih itu kepada Sang Khalik. Peduli sesame merupakan salah satunya.
  • Jika virus bisa menular, maka kebaikan pun akan cepat menular. Saya rasa banyak yang sepakat, lebih baik menularkan virus kebaikan.
  • Aksi lebih baik daripada berwacana. Banyak sekali perdebatan ini dan itu mewarnai bantuan-bantuan dari pemerintah. Pro dan kontra, keluhan akan penyaluran yang tak pas. Saya belajar betul, jika semua merasa punya tanggung jawab atas sekelilingnya, niscaya semua ini akan bisa diatasi, BERSAMA-SAMA.

Berbagi tidak harus sesuatu yang spektakuler. Memulai berbagi hal kecil namun bermanfaat, bisa juga disemai di saat-saat ini.

Terima kasih teman-teman yang sudah memberi diri dan menginspirasi.

Apakah ada pengalaman inspiratif yang telah kita terima sebelumnya, yang kemudian, bisa dilanjutkan oleh kita?

Mari lanjutkan lingkaran kebaikan itu.

Referensi:
kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun