Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Dari "Parcel" Tempe sampai "Kado" Lombok Rawit, Kisah Inspiratif di Sekitar Kita

16 Mei 2020   15:40 Diperbarui: 7 Mei 2021   08:12 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES

1. “Parcel” Tempe di Pagi Hari

Suatu pagi saya mendapat kejutan, ada sebuah plastik putih yang diletakkan di pagar rumah, lalu saya iseng ngelirik ke kanan dan ke kiri, eh saya melihat pula di pagar tetangga, ternyata ada plastik yang sama di pagar mereka. Setelah saya buka isinya adalah sejumlah tempe berbungkus daun pisang. Sederhana, tetapi sangat bermanfaat dan ‘menyentuh’ hati. Setelah saya telusuri, didapatlah informasi bahwa tempe itu berasal dari seorang yang sangat dekat dengan kami. Dia beralasan ingin sekali berbagi berkat di tengah pandemi, dengan sesuatu yang bermanfaat bagi warga sekitarnya.

2. Serangan Fajar Mendapat “Kado” Lombok Rawit

Foto Kado Lombok Rawit Seorang Kawan di WA Group
Foto Kado Lombok Rawit Seorang Kawan di WA Group
Kisah yang lain berasal dari seorang rekan di salah satu Group WA suami saya. Lombok merupakan sebutan cabai dalam bahasa Jawa. Seorang  sahabat memberikan kesaksian bahwa di suatu pagi, di pagar rumahnya ada seplastik lombok rawit ranum yang sudah nangkring cantik, entah siapa pengirimnya, yang kabarnya sampai saat ini belum terlacak. Tetapi yang jelas, sahabat ini terinspirasi untuk kemudian berbagi dengan tetangga di sekitarnya.

3. Parade "Hand Sanitizer" dari Para Dermawan

Foto Hand Sanitizer Di Rumah | Sumber : Dok. Pri
Foto Hand Sanitizer Di Rumah | Sumber : Dok. Pri
Kalo ini kisah saya sendiri, beberapa waktu lalu, ada seorang rekan kerja meminta daun sirih, kebetulan pohon sirih saya belum lebat dan masih mini. Lalu akhirnya saya berinisiatif meminta kepada tetangga yang menanam daun sirih dan sudah sangat lebat daunnya. 

Singkat cerita daun tersebut berpindah tangan dan diolah menjadi bahan hand sanitizer oleh rekan kami yang berkerja di Fakultas Ilmu Kesehatan di UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) Salatiga. 

Selang 7 hari kemudian kami mendapatkan hand sanitizer dari rekan tersebut, dan setelah itu tidak lupa kami berbagi kepada tetangga yang telah memberi daun sirih tersebut. Sebagian besar hand sanitizer yang ada di rumah merupakan pemberian dari mereka-mereka yang ingin berbagi kasih dengan sesama. Cukup banyak jumlahnya. Dari sini belajar, rantai kebaikan, tidak akan pernah putus.

4. Ketiban Rejeki Dapat Paket Sembako Lengkap Dari Kantor Suami

Suatu saat, ketika usai melakukan piket kerja di kantor, saya dihubungi salah seorang tetangga, untuk segera mengambil titipan paket, yang dititipkan di rumahnya, ternyata setelah dibuka paket yang beratnya ampun-ampunan itu, berisi 2 kardus besar paket sembako, lengkap, berlimpah yang datangnya dari kantor suami. Kisah yang terakhir ini sangat memantik keinginan saya untuk segera berbagi.

Cerita-cerita di atas merupakan fenomena nyata yang terjadi di sekeliling saya. Saya masih yakin bahwa benih kebaikan itu sejatinya ada di dalam diri tiap orang. Siapapun itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun