1. “Parcel” Tempe di Pagi Hari
Suatu pagi saya mendapat kejutan, ada sebuah plastik putih yang diletakkan di pagar rumah, lalu saya iseng ngelirik ke kanan dan ke kiri, eh saya melihat pula di pagar tetangga, ternyata ada plastik yang sama di pagar mereka. Setelah saya buka isinya adalah sejumlah tempe berbungkus daun pisang. Sederhana, tetapi sangat bermanfaat dan ‘menyentuh’ hati. Setelah saya telusuri, didapatlah informasi bahwa tempe itu berasal dari seorang yang sangat dekat dengan kami. Dia beralasan ingin sekali berbagi berkat di tengah pandemi, dengan sesuatu yang bermanfaat bagi warga sekitarnya.
2. Serangan Fajar Mendapat “Kado” Lombok Rawit
3. Parade "Hand Sanitizer" dari Para Dermawan
Singkat cerita daun tersebut berpindah tangan dan diolah menjadi bahan hand sanitizer oleh rekan kami yang berkerja di Fakultas Ilmu Kesehatan di UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) Salatiga.
Selang 7 hari kemudian kami mendapatkan hand sanitizer dari rekan tersebut, dan setelah itu tidak lupa kami berbagi kepada tetangga yang telah memberi daun sirih tersebut. Sebagian besar hand sanitizer yang ada di rumah merupakan pemberian dari mereka-mereka yang ingin berbagi kasih dengan sesama. Cukup banyak jumlahnya. Dari sini belajar, rantai kebaikan, tidak akan pernah putus.
4. Ketiban Rejeki Dapat Paket Sembako Lengkap Dari Kantor Suami
Suatu saat, ketika usai melakukan piket kerja di kantor, saya dihubungi salah seorang tetangga, untuk segera mengambil titipan paket, yang dititipkan di rumahnya, ternyata setelah dibuka paket yang beratnya ampun-ampunan itu, berisi 2 kardus besar paket sembako, lengkap, berlimpah yang datangnya dari kantor suami. Kisah yang terakhir ini sangat memantik keinginan saya untuk segera berbagi.
Cerita-cerita di atas merupakan fenomena nyata yang terjadi di sekeliling saya. Saya masih yakin bahwa benih kebaikan itu sejatinya ada di dalam diri tiap orang. Siapapun itu.