Buah pemikiran mengenai keseteraan gender, kesempatan untuk mengecap pendidikan sederajat dengan kaum pria, serta protes-protes-nya terhadap sistem sosial adat-istiadat budaya Jawa pada masa itu (yang mengungkungnya dan juga saudara-saudara perempuannya) dituangkan dalam surat-surat kepada sahabat-sahabatnya di Belanda yang akhirnya bermuara dengan diterbitkannya sebuah buku pada masa Van Deventer (tokoh politik Etis pada jaman penjajahan Belanda), dengan judul Door Duisternis Tot Licht. Buku tersebut akhirnya diterbitkan oleh Balai Pustaka juga pada tahun 1922, dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang, yang populer kita kenal.
Dampak literasi Kartini yang kuat, bisa membangkitkan semangat perempuan-perempuan Indonesia pada akhirnya, untuk mengecap, dan mengalami arti serta pentingnya edukasi tanpa diskriminasi. Â Bermula dari tulisan-tulisan mengenai buah pemikirannya yang ditujukan kepada sahabat-sahabatnya, akhirnya mampu menjadi salah satu tonggak kebebasan, kemerdekaan perjuangan emansipasi perempuan khususnya dalam hal pendidikan serta kedudukan sosial, yang gema dan dampaknya sampai saat ini bisa kita rasakan.
Keterkaitan Literasi dan Edukasi Kartini pada masa sekarang.
- Saat pembelajaran online saat ini, jangan pernah menyurutkan langkah kita untuk selalu belajar. Inspirasi Kartini dengan rasa ingin tahu-nya yang besar, menciptakan pengalaman belajar sendiri dengan cara korespondensi (ini juga salah cara satu pembelajaran jarak jauh saat itu, lho) yang dilakukannya. Tidak peduli dengan jarak, serta tempat, keinginan berbagi ilmu, dan pengalaman dengan konsisten dikerjakannya. Juga keinginan untuk mendapatkan ilmu, dan pengalaman dari teman-temannya di Belanda terus digencarkannya walaupun banyak rintangan yang menghalangi.
- Rasa ingin menggapai kesetaraan gender, dan rasa ingin bebas dari belenggu sistem sosial saat itu membawanya menjadi pribadi yang percaya diri dengan membagikan tulisan-tulisannya di sebuah majalah wanita luar negeri di Belanda. Hal ini menyiratkan pesan, dalam keadaan apapun keinginan untuk maju dan tidak stagnan, menjadi roda penggerak semangat Kartini untuk berkarya.
- Sebuah inspirasi memberi diri bagi masyarakat pun menjadi makna harum yang ingin ditebar oleh Kartini. Tidak berhenti untuk memperjuangkan dirinya sendiri, tetapi Kartini berpikir untuk bisa menjadi berkat pula bagi orang lain, dengan membagikan kemampuan literasinya kepada perempuan-perempuan yang belum mengenyam pendidikan yang layak kala itu. Poin yang penting untuk dijadikan teladan bagi kita yang hidup pada era ini.
Sosok Kartini benar-benar memberi dampak yang membangun bagi kaum perempuan khususnya. Edukasi dan literasi pendidikan yang dilakukannya juga berdampak sangat luas nagi kemajuan pendidikan kaumnya. Sejatinya, hal ini terus harus dikembangkan sehingga memberi manfaat luas yang membawa kemajuan bangsa.
Agak berandai-andai dikit, yah. Seandainya Kompasiana sudah ada pada masa itu, tentu R.A. Kartini menjadi blogger produktif yang tulisan-tulisannya selalu menjadi Headline. Taburan semangat literasi dan edukasi dalam tulisannya akan menjadi benih, yang kelak akan membuahkan pribadi-pribadi yang mewarnai kemajuan bangsa ini.
Selamat hari Kartini.
Artikel ini dibuat dan ditayangkan untuk Kompasiana.com.
Referensi :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kartini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H