Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Analogi Croissant dan Tulisan

12 April 2020   06:56 Diperbarui: 12 April 2020   14:06 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Croissant| Sumber: Shutterstock/George Dolgikh

Ini bukan artikel kuliner, ya, walaupun nyomot nama salah satu jenis roti pastry berbentuk bulan sabit yang sedap sangat, di judulnya. Croissant adalah penganan yang asalnya dari Austria (yang akhirnya malah lebih populer dikenal dari Prancis). 

Disinyalir juga telah ada di beberapa negara lain di Timur Tengah, sejak kurun waktu tahun 1800- an, kira-kira begitu menurut laman Kompas.com (30/03/2019).

Sebagai jenis pastry 'berlemak' tapi enak, croissant terwujud dari beberapa proses pengolahan, komponen pendukung, serta rasa. Komponen butter menjadi unsur wajib untuk membuat tekstur ber-layer si croissant, di sisi luar tetap crispy namun kenyal atau lebih tepatnya lentur layaknya puff pastry untuk bagian dalamnya.

Croissant di negara asalnya merupakan jenis roti kering yang tidak diberi isi, namun pada perkembangan berikutnya di bidang "per-pastry-an", croissant dimodifikasi dengan isian kismis, coklat, keju leleh, salad salmon, bahkan seafood. 

Semua elemen isian tadi bisa berpadu dengan si bulan sabit ini. Apalagi sekarang, lebih banyak pilihan varian isi yang tersaji di berbagai gerai croissant di pasar kuliner.

Unsur rasa juga akhirnya mengalami adaptasi dengan adanya pengaruh isian tersebut. Untuk isian kismis, coklat, tentu akan memadukan unsur rasa manis dan gurih dari butter di tiap layer gigitan. Demikian juga yang disisipi salad salmon atau seafood, rasa laut yang khas bisa membaur di croissant yang flaky dan tasty.

Baiklah, lalu apa hubungannya sama tulisan? Hayo, tebak apa coba? Hehe.. Saya akan mencoba mengupas layer-layer croissant dalam tulisan yang kita buat, cekidot..

Yang pertama, layaknya croissant yang populer disajikan saat breakfast, tulisan juga demikian. Penting disadari bahwa tulisan itu akan memberi pengaruh sejak awal tulisan itu dibaca. 

Breakfast juga punya peran sebagai pemberi energi, pembentuk mood-booster, penyuplai inspirasi dan visi di hari itu. Kesemuanya itu dirangkum di pilihan breakfast kita. 

Tulisan yang kita buat entah di waktu malam, pagi, bahkan dini hari sekalipun setidaknya bisa menghantarkan semangat, serta bernilai gizi tinggi bagi si pembaca, seperti breakfast yang krusial diperlukan tubuh untuk menunjang aktivitas di waktu selanjutnya di sepanjang hari itu. 

Memilah dan memilih komponen tulisan menjadi hal yang penting, sehingga saat disajikan, manfaat itu bisa dirasakan oleh pembaca.

Yang kedua, layaknya croissant yang memiliki layer perpaduan dough dan butter yang memberi kesan lentur tetapi tetap crispy, demikian juga tulisan. 

Ia harus diracik, diproses, dan dibentuk dengan pas sehingga menghasilkan layer yang proporsional, tidak ketebalan atau ketipisan.

Paduan komponen tulisan yang telah mengalami proses 'ulenan' tersebut bisa dirasakan pembaca sebagai tekstur yang berwarna dan tidak monoton, sehingga pengalaman inderawi pribadi pembaca menjadi unsur penting saat mengecap rasa tulisan yang dibuat. 

Ada tingkat-tingkat pemahaman yang dirasakan, sehingga menimbulkan sensasi ingin menggigit dan menikmatinya terus-menerus, sepanjang tau takaran! perlu diingat juga bahwa croissant memiliki kadar lemak jenuh yang tidak rendah, lho. 

Foto Croissant : Diolah dari Unsplash.com/ Kaley Dykstra
Foto Croissant : Diolah dari Unsplash.com/ Kaley Dykstra
Yang ketiga, isi croissant. Walaupun terbalut dough croissant yang sama, tentu saja tulisan juga bisa diisi oleh aneka varian isi dan rasa. Jika kita mau menyajikan paduan gurih dan manisnya croissant, bisa pilih untuk memasukkan coklat dan kismis sebagai isi. 

Tulisan yang dibuat guna memberikan rasa manis, berilah isi yang sesuai sehingga rasa, jiwa, atau roh dalam tulisan bisa dirasakan manis oleh sang pembaca. 

Memberi roh pada tulisan amat penting, sehingga tulisan yang diberikan menjadi ciri khas tulisan yang kita "racik". 

Diksi yang memiliki makna dan kesan menenangkan,"legit" positif, dan memberi sentuhan-sentuhan manis bisa dipilih untuk memperjelas nilai yang akan diberikan pada pembaca. 

Tulisan yang dibuat untuk memberikan semangat, sentilan, atau bahkan kritik bisa menggunakan diksi yang lebih "panas" layaknya lada yang diberikan pada salad salmon sebagai isian. 

Tujuan akan tepat sasar dengan diksi yang menggelorakan semangat perubahan, diksi yang memantik semangat dalam memberi ide-ide baru pada khasanah tulisan kita. Tentunya tulisan jadi lebih nge-soul.

Yang keempat, croissant berbentuk bulan sabit. Berbentuk sabit, bulan yang belum bulat sempurna. Analisis saya, tak akan ada tulisan yang sempurna layaknya bulan purnama, penuh (gak relevan juga nanti sama judul di atas, kalo diganti jadi kue bulan hehe). 

Sehingga sebagai sang "chef" tulisan, penting selalu membaca guna memperkaya pemahaman, khasanah, horizon kita, namun demikian perlu disadari tidak akan ada tulisan sempurna (bulat-utuh), dengan banyak sudut pandang sang pembaca tentu akan terlihat kurang terus atau sebaliknya jika kita membaca sebuah tulisan, ada kurang disana dan di sini, atau mungkin pujian yang mengiringi. 

Menjadi penting mengkritisi untuk membangun tetapi yang lebih penting berusaha menerima, juga menikmati tulisan tersebut, serta memahaminya dari banyak segi dengan segala kekurangan pengolahan dan penyajiannya. 

Pilihan tetap ada pada kita untuk konsisten memilih croissant atau bisa beralih ke kue bulan, bakpao mini, burger, bolu kukus, pastel tutup, atau pisang goreng, hehe. 

Kira-kira demikian sedikit coretan saya di momen Paskah ini, harapan saya bisa memantik sedikit semangat dalam menuangkan ide lebih banyak lagi kepada komponen tulisan-tulisan kita, memberi tekstur isi serta rasa, juga roh yang pas. 

Sebagai penutup, seperti yang kita ketahui bersama untuk membuat croissant bukan sesuatu yang simpel. Ada beberapa proses yang harus dilalui sehingga dapat menghasilkan croissant yang yummy nan leker. 

Membuat tulisan juga membutuhkan feel excellent and pay attention to the detail. Walaupun kesempurnaan hanya milik Allah semata, setidaknya ada kepuasan tersendiri jika dapat memberi, meramu, menyajikan, dan membagikan yang terbaik dari diri kita.

Salatiga, 12.04.2020

Selamat Paskah bagi rekan-rekan yang memperingatinya.

(Referensi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun