Sehingga sebagai sang "chef" tulisan, penting selalu membaca guna memperkaya pemahaman, khasanah, horizon kita, namun demikian perlu disadari tidak akan ada tulisan sempurna (bulat-utuh), dengan banyak sudut pandang sang pembaca tentu akan terlihat kurang terus atau sebaliknya jika kita membaca sebuah tulisan, ada kurang disana dan di sini, atau mungkin pujian yang mengiringi.Â
Menjadi penting mengkritisi untuk membangun tetapi yang lebih penting berusaha menerima, juga menikmati tulisan tersebut, serta memahaminya dari banyak segi dengan segala kekurangan pengolahan dan penyajiannya.Â
Pilihan tetap ada pada kita untuk konsisten memilih croissant atau bisa beralih ke kue bulan, bakpao mini, burger, bolu kukus, pastel tutup, atau pisang goreng, hehe.Â
Kira-kira demikian sedikit coretan saya di momen Paskah ini, harapan saya bisa memantik sedikit semangat dalam menuangkan ide lebih banyak lagi kepada komponen tulisan-tulisan kita, memberi tekstur isi serta rasa, juga roh yang pas.Â
Sebagai penutup, seperti yang kita ketahui bersama untuk membuat croissant bukan sesuatu yang simpel. Ada beberapa proses yang harus dilalui sehingga dapat menghasilkan croissant yang yummy nan leker.Â
Membuat tulisan juga membutuhkan feel excellent and pay attention to the detail. Walaupun kesempurnaan hanya milik Allah semata, setidaknya ada kepuasan tersendiri jika dapat memberi, meramu, menyajikan, dan membagikan yang terbaik dari diri kita.
Salatiga, 12.04.2020
Selamat Paskah bagi rekan-rekan yang memperingatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H