Menikah dengan orang jauh, menikah kalau pandemi, online adalah solusinya Namun, jangan sampai nikah juga online, begitu pesan keluarga besar.Â
Sekalipun online menjadikannya tetap saklar bisa kok. Apa sih yang harus disiapkan untuk lamaran online ini? Berikut yang aku rasakan :
1. Yakinkan orangtua
Ini paling menantang, pasalnya orangtua bukan orang yang ramah dengan gadged. Menyakinkan orangtua aku lakukan sejak aku bekerja online dari rumah, setiap minggu aku memberikan gaji dari hasil pekerjaan tersebut, sebab orangtua sering bertanya kenapa aku hanya dikamar dan kadang cuma sarungan, padahal aku kerja dan kebetulan pekerjaannya digaji perminggu. Hal ini, membuat orangtua percaya bahwa ada pekerjaan yang bisa dilakukan secara online.Â
2. Cari tokoh cerita serupa
Barangkali, salah satu positif hadirnya covid adalah mempermudah beberapa hal dan menyulitkan beberapa hal. Saat itu, covid sedang berada di level-level, beberapa teman yang hanya beda kabupaten saja, ada yang melaksanakan lamaran secara online. Beberapa bahkan ibu mengenalnya. Â Syukurlah akhirnya gagasan lamaran online ini diterima.Â
3. Perkuat dengan dukungan orang kepercayaan orangtua
Ibuku adalah orang paling ragu soal menerima lamaran orang jauh, online pula. Alhamdulillah setelah konsul pada salah satu ustad kepercayaan beliau, beliau memberi nasehat bahwa jika jodoh pasti Tuhan permudahkan, lagi pula tidak ada batasan jodoh dalam quran dan hadist dengan jarak, hanya diatur pada empat perkara saja sebagai pedoman. Syukurnya Ustad ini melek teknologi, dukungan itupun lancar.Â
4. Pilih aplikasi yang akan digunakan
Untuk lamaran, kami menyepakati aplikasi yang memudahkan kedua belah pihak. Saat itu kami memilih google meet. Sebab para tetua belum paham cara menggunakan zoom. Â Yang penting aman.Â
5. Persiapkan segalanya
Persiapan alat, kuota dan lain-lain harus matang, walaupun dalam perjalanan ada kendala, setidaknya kita sudah bersiap. Saya, waktu itu kendalanya laptop tidak mengeluarkan suara akhirnya pindah ke handphone yang saya pasangin speaker .Â
6. Undang kerabat dekat dan tetua kampung
Seperti lamaran orang Aceh pada umumnya, begitu juga lamaran online dilaksanakan. Hanya saja, bedanya tidak bertemu fisik dan juga serah Terima syarat lamaran tidak bisa dilakukan tapi harus tetap dibuat. Waktu itu, semua perangkat desa dan imam kampung hadir sehingga lamaran tersebut diketahui keseriusannya.Â
7. Tetap pegang teguh budaya yang sesuai syariat
Ketika lamaran, di Aceh biasanya menggunakan ranup (sirih) dalam baterai (tempat sirih bewarna emas/perak) . Dalam lamaran online, kami juga menyiapkan dengan pantas
8. Diskusikan waktu yang tepat
Soal waktu haruslah kedua belah pihak karena ini urusannya dua keluarga. Untuk kasus kami, setelah magrib karena semua pihak punya waktu saat itu. Kemudian srhab berbeda waktu (WIB dan WITa) maka tepatnya lamaran itu pukul 19.00 lebih kurang, tepat setelah magrib di Aceh dan beres isya di Gorontalo.Â
9. Sediakan minum dan cemilan untuk undangan offline
Seperti lamaran biasanya, tetap ada adat geutanyo pemulia jamee.Â
Demikianlah kiranya, lamaran online dengan keputusan di Terima namun diperjelas dengan orang yang bersangkutan harus datang secara langsung.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI