5. Persiapkan segalanya
Persiapan alat, kuota dan lain-lain harus matang, walaupun dalam perjalanan ada kendala, setidaknya kita sudah bersiap. Saya, waktu itu kendalanya laptop tidak mengeluarkan suara akhirnya pindah ke handphone yang saya pasangin speaker .Â
6. Undang kerabat dekat dan tetua kampung
Seperti lamaran orang Aceh pada umumnya, begitu juga lamaran online dilaksanakan. Hanya saja, bedanya tidak bertemu fisik dan juga serah Terima syarat lamaran tidak bisa dilakukan tapi harus tetap dibuat. Waktu itu, semua perangkat desa dan imam kampung hadir sehingga lamaran tersebut diketahui keseriusannya.Â
7. Tetap pegang teguh budaya yang sesuai syariat
Ketika lamaran, di Aceh biasanya menggunakan ranup (sirih) dalam baterai (tempat sirih bewarna emas/perak) . Dalam lamaran online, kami juga menyiapkan dengan pantas
8. Diskusikan waktu yang tepat
Soal waktu haruslah kedua belah pihak karena ini urusannya dua keluarga. Untuk kasus kami, setelah magrib karena semua pihak punya waktu saat itu. Kemudian srhab berbeda waktu (WIB dan WITa) maka tepatnya lamaran itu pukul 19.00 lebih kurang, tepat setelah magrib di Aceh dan beres isya di Gorontalo.Â
9. Sediakan minum dan cemilan untuk undangan offline
Seperti lamaran biasanya, tetap ada adat geutanyo pemulia jamee.Â