Mohon tunggu...
Nitafakur Milenia Magfiroh
Nitafakur Milenia Magfiroh Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia

When life gives you lemons, make lemonade.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghidupkan Kembali Sumpah yang Telah Mati Suri

28 Oktober 2021   14:23 Diperbarui: 28 Oktober 2021   21:31 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. 

Kami putra dan putri Indonesia menjungjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 

Melalui kalimat tersebut seakan menjadi mantra ajaib yang mampu menggetarkan jiwa dan raga para pemuda. Sumpah ini diucapkan setiap tahun oleh para pemuda, salah satunya pada kegiatan upacara untuk memperingati hari Sumpah Pemuda.

Namun semenjak pandemi, sumpah ini seperti kehilangan jati diri. Orang-orang mulai lupa asal-usulnya. Orang menjadi lebih tertarik tradisi miliki orang lain dari pada tradisinya sendiri. Pemuda - pemudi yang dilahirkan bangsa ini lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan bangsa ini. 

Misalnya kebanyakan pemuda lebih suka menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti nongkrong, merokok, bahkan merebahkan diri tanpa melakukan apapun. 

Memang benar semua hal itu tidak merugikan orang lain, tetapi semua itu dapat merugikan diri dan bangsa ini. Jika hal itu terjadi bagaimana nasib negeri tercinta ini?

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membangunkan sumpah yang telah mati suri. Kita dapat memaknai sumpah ini dengan belajar dengan giat tanpa menunda-nunda untuk para pelajar, membayar pajak dan memilih produk lokal sebagai kebutuhan sehari-hari. Serta mencintai tradisi dan budaya dari Indonesia dari pada tradisi negara lain juga termasuk salah satu cara membangkitkan Sumpah Pemuda. 

Persatuan dan kesatuan antar pemuda juga patut ditumbuhkan. Ingatlah kita berasal dari Tanah Air yang sama, Bangsa yang sama, dan juga Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan milik kita bersama. Mari kita jaga agar tidak kehilang semuanya. Kita tidak mau kan jika nasib Sumpah Pemuda harus berakhir seperti Sumpah Palapa karena kesalah pahaman?

Sumber Referensi:
Santoso, D., Firmaningsih, A., & Setyowati, D. N. (2020). Sejarah Peristiwa Sumpah Palapa dalam Kitab Pararaton. SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya, 2(1), 44-51.
Rahmawati, L., Tontowi, T., & Wakidi, W. (2013). Perjuangan Gajah Mada Dalam Perluasan Wilayah Kekuasaan Majapahit Di Nusantara Tahun 1336-1364. Pesagi (Jurnal Pendidikan Dan Penelitian Sejarah), 1(1).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun