Mohon tunggu...
Nita Ariyantie
Nita Ariyantie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani Instan

Terlahir di Kalimantan, Besar di Bandung, Sempat singgah di Lampung, Cirebon dan Jakarta, kini menepi di seputar Kawasan Danau Toba

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Slow Living Plus Berladang di Seputar Kawasan Danau Toba: Pilihan Hidup yang Sempurna

25 Desember 2024   19:35 Diperbarui: 25 Desember 2024   19:52 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan Danau Toba dari salah satu Spot area perladangan (Sumber: Dokpri)

Salah satu dari banyak lahan tidur yang dimanfaatkan untuk memulai pertanian (Sumber: Dokpri)
Salah satu dari banyak lahan tidur yang dimanfaatkan untuk memulai pertanian (Sumber: Dokpri)

Manfaat Slow Living Plus Berladang
Berkaca dari pengalaman sendiri sebelum melakukan Slow Living yang bisa dikatakan hampir beberapa kali dalam sebulan  harus  jadi Pasien Dokter, tapi setelah melakukan Slow Living dan menikmatinya, saya menemukan manfaatnya yang kurang lebih sebagai berikut:  
*Kesehatan Mental: Berada di alam terbuka dan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi stres dan meningkatkan mood.
*Kesehatan Fisik: Makanan organik yang dihasilkan sendiri lebih sehat dan bergizi dibandingkan makanan olahan.
*Kualitas Hidup: Hidup yang lebih sederhana dan dekat dengan alam membuat kita lebih menghargai hal-hal kecil dalam hidup.
*Kemandirian: Dengan berladang, kita menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan.

Manen Kentang hasil dari  nanam sendiri dengan latar belakang  lahan tidur yang masih terbentang luas  (Sumber: Dokri)
Manen Kentang hasil dari  nanam sendiri dengan latar belakang  lahan tidur yang masih terbentang luas  (Sumber: Dokri)

Bagaimana cara memulainya?
Sebuah pertanyaan yang timbul dalam benak saya ketika mulai serius  memikirkannya, yang akhirnya saya dapatkkan langkah-langkahnya sebagai berikut:
*Mulai dari Hal Kecil: Tidak perlu langsung memiliki lahan yang luas. Mulailah dengan yang  sesuai budget.
*Belajar dari Petani Lokal: Banyak petani lokal yang dengan senang hati berbagi ilmu dan pengalaman mereka. Apalagi berkolaborasi.
*Memilih Tanaman yang Sesuai: Pilih tanaman yang disenangi, mudah dirawat dan mudah dipasarkan apabila ingin mendapat pemasukan tambahan.
*Bergabung dengan Komunitas: Bergabung dengan komunitas pertanian yang dapat memberikan dukungan,  informasi yang bermanfaat, bersedia saling menyumbangkan tenaga apabila diperlukan.

Berkolaborasi dengan Petani lokal untuk mendapatkan hasil yang optimal (Sumber: Dokpri)
Berkolaborasi dengan Petani lokal untuk mendapatkan hasil yang optimal (Sumber: Dokpri)

Jenis Tanaman yang Cocok Ditanam di Sekitar Danau Toba
Ketinggian dan iklim yang beragam di sekitar Danau Toba memungkinkan pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Berikut beberapa di antaranya:
*Tanaman Buah: Kopi, jeruk, alpukat, mangga, apel (di daerah yang lebih tinggi), dan buah-buahan tropis lainnya.
*Sayuran: Kentang, wortel, kol, tomat, cabai, berbagai jenis sayuran daun, dan umbi-umbian.
*Rempah-rempah: Andaliman (rempah khas Batak), jahe, kunyit, lengkuas, dan lainnya.
*Padi: Varietas padi lokal yang adaptif terhadap kondisi tanah dan iklim setempat.
*Tanaman Obat: Jahe merah, kunyit putih, temulawak, dan berbagai jenis tanaman obat lainnya.

Sebagian hasil panen Cabe buah kerjasama dengan Petani lokal (Sumber: Dokpri)
Sebagian hasil panen Cabe buah kerjasama dengan Petani lokal (Sumber: Dokpri)
Kesimpulan
Dari uraian-uraian di atas, terutama didasarkan pengalaman sendiri, dapat disimpulkan bahwa menggabungkan slow living dengan berladang di sekitar Danau Toba yang disebut-sebut juga sebagai salah satu "surga tersembunyi"  adalah pilihan hidup yang sangat tepat, bahkan dapat dikatakan "nyaris sempurna".

Bahwa apabila untuk cakupan yang lebih luas lagi, dengan berladang di sekitar Danau Toba tidak hanya memberikan kepuasan pribadi, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar. Dengan pengelolaan yang baik, kegiatan berladang dapat menjadi salah satu pilar dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan Danau Toba.

Senantiasa berada dalam suasana yang,  sejuk, damai, dan indah  sungguh akan sangat menenangkan jiwa.
Biaya hidup yang relatif rendah, bisa menyelamatkan kondisi keuangan yang pemasukan terbatas sementara pengeluaran tidak bisa dihindarkan.  

Menyatu dengan alam melalui aneka kegiatan diseputar perladangan, selain memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, ini juga akan  berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi lokal.

Kondisi area dengan alam terbuka sejauh mata memandang, selain akan memanjakan mata sebagai alat penglihatan, juga akan menimbulkan kesan bahwa kita tidak sendirian disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun