Mohon tunggu...
Nita Agniati
Nita Agniati Mohon Tunggu... Guru - Guru

membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi

20 Februari 2023   09:23 Diperbarui: 20 Februari 2023   09:38 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin." (Ki Hajar Dewantara)

Murid adalah makhluk yang unik yang memiliki karakter dan potensinya sendiri-sendiri. Setiap individu membawa karakternya masing-masing. Keunikan dari para murid kita haruslah menjadi dasar dari praktik pembelajaran yang kita lakukan di dalam kelas dan menjadi kerangka acuan saat mengevaluasinya. Sebagai seorang pengajar kita yakin betul bahwa murid adalah subjek utama dalam pembelajaran. Bagaimana agar para murid kita mendapatkan pembelajaran semaksimal mungkin tanpa ada rasa dibeda-bedakan?

Ada beberapa yang mungkin menjadi salah satu keberagaman yang terjadi pada murid, bisa dari latar belakang keluarga (ekonomi), kesulitan memahami bahasa, murid yang merasa cepat bosan karena merasa mereka sudah lebih cepat menguasai keterampilan yang diajarkan di dalam kelas, memiliki awal pemahaman yang berbeda, dan juga bisa terjadi karena masalah sosial emosional. Hal ini yang membuat kita harus menjadi guru yang bisa mendampingi murid-murid untuk bisa mendapatkan pembelajaran yang sama walaupun berasal dari latar belakang yang berbeda.

Pembelajaran berdiferensiasi  adalah serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan murid. Dimana keputusan itu terkait dengan tujuan pembelajaran, merespon kebutuhan murid, lingkungan belajar yang nyaman untuk murid belajar, memanagement kelas agar bisa digunakan dengan nyaman, juga memberikan penilaian yang berkesinambungan.  Pembelajaran berdiferensiasi hendaknya berakar terhadap pemenuhan kebutuhan belajar murid yang komprehensif dan menyeluruh.

Adapun karakteristik pada pembelajaran berdiferensiasi yaitu lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.

Salah satu contoh kelas yang pembelajarannya sudah menggunakan diferensiasi yaitu pada saat proses pembelajaran guru sudah menggunakan berbagai cara agar murid dapat memahami dan dapat tereksplor pengetahuan dan isi kurikulum, guru pun memberikan berbagai kegiatan yang dapat merangsang murid berperan dalam pembelajaran sehingga mereka bisa mampu dan mengerti dan memiliki ide-ide dan informasi. Sedangkan pembelajaran yang belum menggunakan diferensiasi dalam kelas yaitu guru mengajar dengan ceramah dan monoton tanpa membedakan kemampuan gaya belajar murid, memberikan soal yang sama pada setiap murid, sehingga kebutuhan murid dalam kelas tidak terpenuhi karena minat yang berbeda-beda.

Untuk guru dapat melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi maka ada tahapan-tahapan yang perlu dilakukan guru yaitu :melakukan pemetaan kebutuhan minat belajar melalui tiga aspek yaitu kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll). Selain itu juga guru harus merencanakan pembelajaran dan mengevaluasi juga merefleksi hasil pembelajaran yang sudah dijalankan.

  1. Kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu.

  2. Minat belajar adalah dorongan dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang dapat membuatnya tertarik dan senang.

  3. Profil belajar adalah karakteristik unik setiap individu yang mempengaruhi gaya dan kebiasaannya dalam belajar, yang membantunya untuk bisa lebih cepat memahami konsep dan menguasai keterampilan baru. Profil belajar mempengaruhi cara belajar anak.

Oleh karena itu setelah saya mempelajari modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi maka pemikiran saya berubah, selain saya tidak bisa menyamakan semua murid itu sama tetapi saya harus benar-benar paham akan karakteristik murid dalam tiga aspek diatas yaitu kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid. Sehingga kebutuhan murid bisa kita berikan tanpa kekurangan apapun sesuai dengan haknya. Saya harus memberikan ruang belajar yang nyaman dan memberikan semangat untuk mereka bisa belajar dan memberikan penilaian berkelanjutan, juga memberikan respon yang siswa butuhkan saat belajar.

Dan bagaimanakah pembelajaran berdiferensiasi dapat berlangsung dan memenuhi kebutuhan murid? maka ada tiga strategi dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu 

  1. Diferensiasi Konten dimana ini adalah  berkaitan dengan materi pengetahuan dan keterampilan yang ingin disampaikan kepada siswa sementara diferensiasi proses melibatkan metode/model yang digunakan untuk merangsang pembelajaran.

  2. Diferensiasi Proses merupakan strategi dalam membedakan proses yang harus dijalani setiap siswa yang memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi konten. salah satu contohnya yaitu guru melakukan berbagai cara agar murid bisa memahami dan mengeksplorasi pengetahuannya sehingga materi bisa tersampaikan dengan baik.

  3. Diferensiasi Produk yaitu hasil pekerjaan atau unjuk kerja dari para murid setelah melakukan pembelajaran.

Pembelajaran berdiferensiasi ini akan memberikan dampak yang sangat besar bukan hanya untuk murid dan gurunya tetapi juga bisa memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap sekolah, karena dengan memberikan treatment dan pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik murid otomatis pemenuhan kebutuhan belajar pun akan dapat dirasakan oleh murid. Jika setiap guru sudah memenuhi dan memberlakukan pembelajaran berdiferensiasi maka setiap murid dapat datang ke sekolah bisa dengan perasaan yang senang, bahagia dan siap mengikuti pembelajaran yang akan diberikan tanpa ada rasa cemas dan was was akan adanya hukuman atau tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.

Guru pun harus selalu berpikiran positif bahwa pembelajaran berdiferensiasi ini bisa dilaksanakan dan dilakukan dengan baik dengan tingkat keberhasilan yang maksimal, walaupun akan banyak sekali tantangan dalam penerapannya. Guru harus terus selalu belajar dan sharing juga berbagi pengalaman dengan sesama rekan sejawat yang mungkin memiliki masalah yang sama sehingga bisa segera mendapatkan solusinya. Selain itu kita pun harus mampu menunjukkan sikap kreatif, percaya diri, mau mencoba, dan berani mengambil resiko dalam menerapkan berbagai ide strategi pembelajaran berdiferensiasi yang sangat menantang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun