Sebenarnya tidak ada cara pasti untuk membedakan kerang hijau ini sudah tercemar atau tidak, tapi ada satu indikator pencemaran perairan yang bisa dijadikan pertimbangan seperi keberadaan teritip. Semakin banyak teritip yang menempel pada kulit kerang semakin besar pula, kandungan zat tercemar yang diakumulasi oleh kerang hijau.
Cara yang dapat kita lakukan adalah dengan menghindari konsumsi kerang hijau yang berasal dari perairan yang tercemar logam berat, seperti kerang yang berasal dari perairan teluk jakarta. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Endang (tahun 2007), perairan teluk jakarta positif tercemar oleh logam berat akibat limbah industri dan limbah rumah tangga. Dengan memiliki kemampuan mengakumulasi logam berat ini, menjadikan kerang hijau sebagai salah satu biota laut yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak pada tekanan ekologis yang tinggi. Sehingga banyak digunakan dalam usaha budidaya perikanan.
Referensi :Â
Deming, T. 1999. Mussel byssus and biomolecular materials. Departments of Materials and Chemistry, University of California, Santa
Barbara. Elsevier Science 3: 100-105 hlm.
Endang, R. 2007. Pemantauan Kadar Logam Berat dalam Sedimen  di Perairan Teluk Jakarta. Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Makara Sains. 11(1): 28-36 hlm.
Hendrik A.W.C . 2008. Beberapa Aspek Biologi Kerang Hijau. Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Oseana. XXXIII (1): 33-40 hlm.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H