TUGAS 3.1.a.6. DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Oleh   : Nita Erniati, S.Pd
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 8 KABUPATEN CIANJUR
SMAN 1 SINDANGBARANG
Tugas demonstrasi kontekstual di awal modul ke 3 ini memiliki tujuan pembelajaran khusus yaitu Calon Guru Penggerak dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan penerapan keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/ lingkungan lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan cara CGP melakukan kegiatan wawancara dengan pimpinan atau kepala sekolah sebanyak 2 - 3 pimpinan (kepala sekolah). Saya melakukan wawancara dengan 2 pimpinan atau kepala sekolah di lingkungan saya. Hasil wawancara ini digunakan  untuk mendapatkan sebuah wacana tentang praktik pengambilan keputusan yang selama ini dijalankan, terutama untuk kasus-kasus yang di mana nilai-nilai kebajikan saling bersinggungan, atau untuk kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar.
Saya harus bisa mendapatkan jawaban tentang apa yang selama ini dilakukan pimpinan-pimpinan tersebut, praktik apa yang selama ini dijalankan seorang kepala sekolah dalam memimpin sekolah. Kemudian saya juga harus menganalisis praktik pengambilan keputusan dilema etika tersebut di antara para pemimpin yang saya wawancarai, dan mengaitkannya dengan pengetahuan saya sendiri tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.
      Adapun panduan pertanyaan wawancara atau guiding questions for the interview adalah sebagai berikut:
- Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
- Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
- Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
- Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?-
- Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
- Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
- Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
- Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Pada tugas demonstrasi kontekstual modul 3.1 ini saya mewawancarai Pak Dr. H. Benny Ahmad Benyamin, M.Pd yang merupakan kepala sekolah di unit kerja saya yaitu SMAN 1 Sindangbaran pada hari Senin, 18 September 2023 dan saya juga mewawancarai Pak Ahmad Ripai,S.Pd. M.Pd yang merupakan kepala SMA Citra Nusantara pada hari Selasa, 19 September 2023.
Berikut ini adalah hasil wawancara pertama saya dengan Kepala SMAN 1 Sindangbarang yaitu  Pak DR. H. Benny Ahmad Benyamin, M.Pd,  dengan menggunakan panduan pertanyaan wawancara di atas. Saya mewawancarai beliau pada hari Senin, 18 September 2023 di ruang Kepala Sekolah.
Pertanyaan pertama saya adalah "Bagaimana selama ini Bapak mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?" beliau menjawab bahwa selama ini dalam mengidentifikasi sebuah kasus merupakan dilema etika bila kasus tersebut memiliki dua nilai yang perlu untuk dipertimbangkan terlebih dulu dalam mengambil keputusan sedangkan bujukan moral adalah kasus yang memiliki nilai yang sudah pasti benar atau salahnya sehingga bisa lebih mudah dalam hal pengambilan keputusan .
Pertanyaan kedua adalah "Selama ini, bagaimana Bapak menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Bapak, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?"
Beliau memaparkan bahwa ketika ada kasus yang sama-sama memiliki nilai kebajikan yang harus mempertimbangkan kedua nilai tersebut sampai membuat bingung dalam mengambil keputusan, harus berusaha terlebih dulu membuat keputusan dengan nilai kasihan dengan memberi kesempatan agar bisa melakukan perbaikan namun bila tetap tak ada usaha untuk memperbaiki maka nilai keadilan yang digunakan.
Selanjutnya terkait langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Bapak lakukan selama ini? Jawabannya adalah langkah pertama yang biasa dilakukan adalah dengan komunikasi untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, lalu memberikan teguran dan surat pemanggilan intern yang dikelurkan Kepala Sekolah. Bila teguran dan surat pemanggilan intern tetap tak diindahkan juga, maka langkah selanjutnya adalah konsultasi dengan pengawas, MKKS, KCD dan kemudian BKD bila tetap tak ada usaha dan niat baik untuk memperbaiki.
Kemudian pertanyaan hal-hal apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Beliau menjawab bahwa hal efektif dalam pengambilan keputusan adalah dengan adanya komunikasi namun bila tetap tak bisa diajak komunikasi dengan baik maka teguran dan peringatan dari dalam sekolah kemudian konsultasi pada pihak atas bila tetap tak ada perbaikan.
      Sedangkan hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Tantangan dalam kasus ini karena sulitnya menjalin komunikasi sehingga sudah tak lagi satu visi dengan sekolah.Bila nilai kasih sayang tak juga berhasil maka harus segera ditindaklanjuti dengan nilai kebajikan lainnya yaitu menegakkan keadilan.
Ketika ditanya apakah Bapak memiliki sebuah tata kelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Bapak langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang dijalankan? Tak ada jadwal tertentu dalam menyelesaikan kasus dilema seperti ini, biasanya hanya tergantung pada tingkat kesulitan dari kasus itu sendiri. Dalam pengambilan keputusan tak harus diselesaikan langsung di tempat bila masalahnya cukup rumit karena perlu adanya pertimbangan. Namun bila kasusnya tak terlalu rumit, maka sebaiknya segera diselesaikan dengan mengambil keputusan terbaik berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang ada. Prosedur pengambilan keputusan juga berbeda-beda tergantung kasusnya.
Selanjutnya adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Bapak dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? Hal yang mempermudah dalam pengambilan keputusan selama ini adalah karena selalu ada diskusi antar KS dan para wakil kepala sekolah, warga sekolah juga dukungan dari pengawas pembina.
Pertanyaan terakhir adalah dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Bapak petik dari pengalaman Bapak mengambil keputusan dilema etika? Beliau menegaskan sebagai pemimpin harus tegas dalam mengambil keputusan, bila ada dua nilai yang bersinggungan , kita bisa mempertimbangkannya terlebih dulu agar keputusan yang diambil tetap sesuai aturan namun tetap memiliki nilai kemanusiaan.
Itulah hasil wawancara pertama saya dengan pemimpin di Sekolah tempat saya mengajar. Selanjutnya adalah hasil wawancara kedua saya dengan Kepala SMACitra Nusantara  yaitu  Pak Ahmad Ripai,S.Pd., M.Pd,  dengan menggunakan panduan pertanyaan wawancara di atas. Saya mewawancarai beliau pada hari Selasa, 19 September 2023 di ruang guru.
Setelah melakukan perbincangan singkat kemudian wawancarapun dimulai dengan pertanyaan "Bagaimana selama ini Bapak mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?" Beliau menjawab untuk membedakan apakah kasus itu dilema etika atau bujukan moral terlihat dari apakah kasus tersebut melanggar aturan atau tidak. bila tidak melanggar aturan itu dilemaetika tapi kalau melanggar aturan itu bujukan moral.
Selanjutnya saya juga menanyakan "selama ini, bagaimana Bapak menjalankan keputusan pengambilan di sekolah Bapak, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?" Bila kasus yang terjadi memiliki dua nilai kebajikan maka perlu adanya pertimbangan terlebih dulu dalam mengambil keputusan. namun bila hanya ada satu nilai kebajikan maka harus segera mengambil keputusan karena semakin cepat semakin bagus.
Kemudian langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Bapak lakukan selama ini? Beliau memaparkan karena SMA Citra Nusantara adalah sekolah swasta maka sebagai Kepala Sekolah tetap harus mengomunikasikan segala sesuatunya pada ketua yayasan terlebih dulu. Selain itu diskusi dengan guru-guru lain juga komite perlu untuk dilakukan sebelum proses pengambilan keputusan.
Ketika saya menanyakan hal-hal apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Beliau menjawab bahwa pengambilan keputusan dianggap efektif selama ini bila dilakukan melalui diskusi bersama pemegang kebijakan dan akhirnya mendapat mufakat yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Kemudian hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Yang menjadi tantangan selama ini dalam pengambilan keputusan bila yang diinginkan guru-guru berbeda dengan keinginan ketua yayasan.
Selanjutnya saya menanyakan apa  Bapak memiliki sebuah tata kelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Bapak langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang dijalankan? Beliau menjelaskan bahwa tak ada jadwal yang pasti dalam menyelesaikan kasus. Menyelesaikan di tempat atau tidak itu tergantung kasus apa yang terjadi.
Yang pasti prosedur pengambilan keputusannya harus setelah memberitahu ketua yayasan dan mengetahui apa pendapat ketua yayasan.
Kemudian pertanyaan adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Bapak dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? Beliau menjawab bahwa orang yang bisa mempermudah saya dalam mengambil keputusan adalah ketua yayasan , guru-guru juga komite sekolah.
Pertanyaan terakhir dari wawancara kedua saya adalah dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Bapak petik dari pengalaman Bapak mengambil keputusan dilema etika? Beliau memaparkan bahwa pembelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman mengambil keputusan adalah dengan berpegang teguh pada aturan kerena dengan begitu maka tak akan ada perbedaan antara keinginan ketua yayasan dan pihak lain.
      Itulah hasil kedua wawancara yang telah saya lakukan bersama dua pemimpin hebat yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk sekolah dan semua warga sekolah. Dari hasil wawancara tersebut saya melakukan analisis dan refleksi dari hasil  wawancara pertama dan kedua sebagai berikut dengan menggunakan daftar tugas atau check list yang terdiri dari 6 pertanyaan .  Hasil analisis dan refleksi tersebut saya akan coba menjawabnya dalam bentuk narasi sebagai berikut.
Pertanyaan refleksi yang pertama adalah hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang saya pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang saya  dapatkan? Setelah melakukan wawancara pada dua Kepala Sekolah, hal-hal menarik yang muncul dari wawancara adalah nilai kasih sayang, peduli dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas dan bahan pertimbangan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan. Keadilan sangat penting untuk dilakukan namun terkadung memikirkan beberapa pertimbangan akan lebih bagus lagi agar tak ada pihak yang mendapatkan kerugian sehingga di setiap kasus semua pihak mendapat win-win solution.
Selanjutnya dari hasil wawancara antara 2 pimpinan yang saya wawancarai, ada sebuah persamaan, atau perbedaan. Juga ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut. Persamaan dari kedua pemimpin yang saya wawancara adalah samuanya cara mengidentifikasi kasus dan pertimbangan yang digunakan adalah keadilan lawan rasa kasihan .Sedangkan perbedaannya adalah Kepala Sekolah Negeri lebih bebas dalam mengambil keputusan karena beliau adalah penentu akhir keputusan sedangkan Kepala Sekolah Swasta harus mempertimbangkan pendapat ketua yayasan.
Kemudian rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika dan  bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka? Rencana ke depan para pimpinan dalam pengambilan keputusan yang mengandung dilema etika adalah dengan terlebih dulu mengidentifikasi nilai-nilai apa yang bersinggungan dan akan menemukan cara penyelesaian yang kreatif. Cara mereka dalam mengukur efektivitas pengambilan keputusan bisa dengan melihat dampak atau efek yang ada setelah keputusan diambil.
Pertanyaan keempat adalah bagaimana saya sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan saya, pada murid-murid saya, dan pada kolega guru-guru saya yang lain? Kapan saya  akan menerapkannya? Jika saya menerapkan pengambilan keputusan dilema etika di lingkungan saya baik pada murid atau pada rekan sejawat dengan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan . Dan saya akan menerapkannya mulai dari sekarang setelah saya mempelajari materi ini.
Selanjutnya pertanyaan kelima dari daftar chekclist yaitu tentang Kejelasan suara/tulisan di video atau blog naratif saya, format apa yang akan gunakan, sudahkah saya mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan saya?.  Saya membuat slide hasil  wawancara yang saya lakukan dan menguploadnya di Youtube di link https://youtu.be/b0tInJIf53o?si=iPpD5oxhmq5RMBJ8.Â
Tak hanya itu, saya juga membuat narasi dari hasil wawancara  pada dua pimpinan atau kepala sekolah. Saya menyadari masih banyak kekurangan dari narasi yang saya buat untuk menggambarkan kedua proses wawancara yang saya lakukan, namun saya tetap berharap orang-orang yang melihat video Youtube dan membaca narasi say aini bisa membayangkan proses wawancara yang saya lakukan dan semoga memberikan menfaat.
Kemudian pertanyaa terakhir dari daftar chekclist yaitu tentang Durasi waktu atau panjang tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan saya, dan kepadatan/intisari materi yang saya ingin sampaikan? Saya sudah memastikan bahwa jumlah kata yang saya gunakan melebihi batas minimal kata yang ada dalam rubrik dan saya sudah berusaha membuat narasi yang  yang menggambarkan semua hal yang ingin saya sampaikan.
    Demikianlah penjelasan hasil wawancara saya bersama Kepala SMAN 1 Sindangbarang dan Kepala SMA Citra Nusantara  juga hasil analisisis dan refleksi yang saya buat.  Semoga tugas Demonstrasi Kontekstual  Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin ini bermanfaat bagi para pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H