Mohon tunggu...
Nita Erniati
Nita Erniati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah cara menciptakan dunia baru yang diharapkan penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1

23 September 2023   14:41 Diperbarui: 27 November 2023   08:36 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melakukan perbincangan singkat kemudian wawancarapun dimulai dengan pertanyaan "Bagaimana selama ini Bapak mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?" Beliau menjawab untuk membedakan apakah kasus itu dilema etika atau bujukan moral terlihat dari apakah kasus tersebut melanggar aturan atau tidak. bila tidak melanggar aturan itu dilemaetika tapi kalau melanggar aturan itu bujukan moral.

Selanjutnya saya juga menanyakan "selama ini, bagaimana Bapak menjalankan keputusan pengambilan di sekolah Bapak, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?" Bila kasus yang terjadi memiliki dua nilai kebajikan maka perlu adanya pertimbangan terlebih dulu dalam mengambil keputusan. namun bila hanya ada satu nilai kebajikan maka harus segera mengambil keputusan karena semakin cepat semakin bagus.

Kemudian langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Bapak lakukan selama ini? Beliau memaparkan karena SMA Citra Nusantara adalah sekolah swasta maka sebagai Kepala Sekolah tetap harus mengomunikasikan segala sesuatunya pada ketua yayasan terlebih dulu. Selain itu diskusi dengan guru-guru lain juga komite perlu untuk dilakukan sebelum proses pengambilan keputusan.

Ketika saya menanyakan hal-hal apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Beliau menjawab bahwa pengambilan keputusan dianggap efektif selama ini bila dilakukan melalui diskusi bersama pemegang kebijakan dan akhirnya mendapat mufakat yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Kemudian hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Yang menjadi tantangan selama ini dalam pengambilan keputusan bila yang diinginkan guru-guru berbeda dengan keinginan ketua yayasan.

Selanjutnya saya menanyakan apa  Bapak memiliki sebuah tata kelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Bapak langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang dijalankan? Beliau menjelaskan bahwa tak ada jadwal yang pasti dalam menyelesaikan kasus. Menyelesaikan di tempat atau tidak itu tergantung kasus apa yang terjadi.

Yang pasti prosedur pengambilan keputusannya harus setelah memberitahu ketua yayasan dan mengetahui apa pendapat ketua yayasan.

Kemudian pertanyaan adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Bapak dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? Beliau menjawab bahwa orang yang bisa mempermudah saya dalam mengambil keputusan adalah ketua yayasan , guru-guru juga komite sekolah.

Pertanyaan terakhir dari wawancara kedua saya adalah dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Bapak petik dari pengalaman Bapak mengambil keputusan dilema etika? Beliau memaparkan bahwa pembelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman mengambil keputusan adalah dengan berpegang teguh pada aturan kerena dengan begitu maka tak akan ada perbedaan antara keinginan ketua yayasan dan pihak lain.

            Itulah hasil kedua wawancara yang telah saya lakukan bersama dua pemimpin hebat yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk sekolah dan semua warga sekolah. Dari hasil wawancara tersebut saya melakukan analisis dan refleksi dari hasil  wawancara pertama dan kedua sebagai berikut dengan menggunakan daftar tugas atau check list yang terdiri dari 6 pertanyaan .  Hasil analisis dan refleksi tersebut saya akan coba menjawabnya dalam bentuk narasi sebagai berikut.

Pertanyaan refleksi yang pertama adalah hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang saya pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang saya  dapatkan? Setelah melakukan wawancara pada dua Kepala Sekolah, hal-hal menarik yang muncul dari wawancara adalah nilai kasih sayang, peduli dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas dan bahan pertimbangan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan. Keadilan sangat penting untuk dilakukan namun terkadung memikirkan beberapa pertimbangan akan lebih bagus lagi agar tak ada pihak yang mendapatkan kerugian sehingga di setiap kasus semua pihak mendapat win-win solution.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun