Mohon tunggu...
Nisyyah Nur Rafifah
Nisyyah Nur Rafifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya mahasiswa biasa yang ingin berbagi kebermanfaatan melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Sosok Albert Einstein di Balik Jatuhnya Bom Hiroshima dan Nagasaki

10 Juli 2024   17:46 Diperbarui: 10 Juli 2024   18:56 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak tahu Albert Einstein? Rasanya nama Einstein sudah tidak asing lagi ditelinga banyak orang. Masyarakat dunia mengetahui bahwa Einstein yang seorang pengidap disleksia kini sukses menjadi sosok ilmuwan jenius dan paling berpengaruh di dunia dalam bidang fisika. Kecintaannya terhadap ilmu fisika sejak usianya masih menginjak 10 tahun telah menyumbang banyak kontribusi dalam penemuan teoritis ilmu fisika, diantaranya seperti teori relativitas, teori mekanika kuantum, dan teori kosmologi. Dibalik kejeniusan sosok Albert Einstein, ternyata tersimpan sejarah kelam kontribusi Einstein terkait dengan perang dunia II yang hanya disebabkan oleh secarik surat. Bagaimana kisahnya?. 

Einstein dan Idealismenya

Einstein lahir di kota Ulm, Jerman, 14 Maret 1879. Tidak lama setelah kelahiran Einstein, keluarganya berpindah ke kota Munich, Jerman yang kelak menjadi tempat sekolah dan dibesarkannya Einstein. Sejak ia duduk di bangku sekolah, nampaknya Einstein merupakan anak yang selalu memberontak dan benci diatur oleh otoritas apapun, termasuk oleh negaranya bahkan oleh sekolahnya sendiri. Karena sikapnya yang memberontak, mengakibatkan Einstein sempat putus sekolah, sampai ia pernah melepaskan status kewarganegaraan Jerman saat usianya menginjak usia 17 tahun dengan dalih alasan menghindari wajib militer. 

Selain sikapnya yang memberontak ternyata Einstein adalah pribadi yang membenci adanya perang, bagi ia perang hanya akan menghalangi kemajuan manusia. Maka dari itu, Einstein dikenal sebagai penganut paham pasifisme (paham anti perang dan kekerasan atas nama negara). Idealisme pasifis yang dianut Einstein kerap kali berbenturan dengan pandangan militan kekaisaran Jerman pada saat itu. Dan inilah alasan mengapa Einstein sempat melepaskan statusnya sebagai warga negara Jerman. Bahkan Einstein pernah mempromosikan sebuah gagasan bahwa suatu negara tidak akan bisa berperang jika satu dari 50 pria menolak wajib militer yang ia sebut sebagai “rencana dua persen”. 

Einstein dan Leo Szilard 

Leo Szilard adalah partner Einstein dalam beberapa proyek penemuan, salah satu yang terkenal yakni penemuan freon yang menjadi cikal bakal penciptaan kulkas. Sebelumnya Szilard hanya merupakan muridnya Einstein saat ia duduk di bangku S3. Szilard adalah seorang ahli fisika yang memiliki ketertarikan dalam dunia pemanfaatan nuklir. Ketertarikannya dimulai sejak tahun 1933 saat ia sedang membaca ringkasan tulisan Ernest Rutherford yang menyatakan bahwa Rutherford menyangkal kemungkinan pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan apapun. Dari tulisan Rutherford, Szilard berusaha menyangkal bahwa sebenarnya energi nuklir bisa dimanfaatkan dan tentunya juga berguna. Szilard akhirnya berhasil membuktikan dalam eksperimen bersama rekannya Enrico Fermi bahwa reaksi berantai nuklir dapat berlangsung melalui elemen uranium. Juga berhasil membuktikan adanya penggandaan neutron pada uranium yang bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir.  

Hubungan Einstein dengan Szilard ada kaitannya dengan perang dunia II. Pada tahun 1939 Einstein sempat melarikan diri ke Amerika Serikat karena dicari oleh rezim Nazi Jerman. Disaat itu juga, Einstein mengetahui bahwa Jerman sedang melakukan penelitian untuk mengembangkan bom. Akhirnya Einstein bersama dengan Szilard membuat surat yang ditujukan kepada presiden Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt yang dikirimkan pada 2 Agustus 1939. Surat itu dibuat dalam konsultasi dengan sesama fisikawan Hungaria. 

Surat Einstein: Sebuah Awal Petaka dan Perdamaian

Dalam surat yang ditulis sekaligus disampaikan oleh Einstein yang dikirimkan pada 2 Agustus 1939 kepada presiden Amerika Serikat, Roosevelt. Einstein dalam suratnya secara tertulis memberitahu bahwa ia menerima penemuan baru yang ditemukan oleh Leo Szilard dan Enrico Fermi mengenai temuannya terkait uranium yang bisa membuat reaksi berantai nuklir. Einstein memberitahu bahwa penemuan ini dapat mengarah kepada pembuatan banyak bom yang bisa membangun kekuatan dahsyat untuk melawan musuh mereka (blok poros). 

Lalu dalam suratnya Einstein berkata bahwa Amerika Serikat tidak memiliki biji uranium yang banyak, terlebih dengan kualitas yang buruk. Einstein juga memberitahu biji uranium dengan keadaan yang baik terdapat di Kanada dan bekas Cekoslowakia, maka dengan ini Amerika Serikat harus memberikan perhatian khusus terhadap masalah mengamankan pasokan biji uranium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun