Pendahuluan
   Selama bertahun-tahun berbagai acara dan kebiasaan menjadi tradisi yang memeriahkan pada bulan ramadhan, namun ramadhan pada tahun kali ini kemungkinan akan dilalui dengan sangat berbeda oleh seluruh uamat muslim di dunia. Itu semua karena dunia sedang menghadapi pandemi covid-19 yang disebabkan oleh virus corona.
   Umat muslim dimanapun terpaksa harus menerima perubahan signifikan berbagai cara dalam menyambut dan menjalani ibadah di bulan suci ramadhan tahun ini dalam upaya mencegah penyebaran covid-19. Pemerintah di negara indonesia juga telah mengeluarkan himbauan untuk tidak menyelenggarakan sholat tarawih di masjid maupun di mushola, dan sholat tarawih dilaksanakan dirumah masing-masing. Tidak melakukan interaksi langsung dengan masyarakat maupun teman untuk melaksanakan anjuran pembatasan sosia. Kemudian tidak melaksanakan sahur on the road, tidak ada buka bersama di luar rumah, tidak ada mudik lebaran, tidak ada takbir keliling dan juga tidak berkunjung dari rumah ke rumah. Mengingat kegiatan ini biasa melibatkan banyak oarng serta berkerumunan demi mencegah penyebaran covid-19. Hal itu tentu saja dapat mengubah kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukakna di masyarakat Indonesia pada saat bertemu bulan suci ramadhan.
Pembahasan
   Tradisi adalah kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun oleh suatu masyarakat. Selain itu, tradisi juga berperan sebagai media untuk memperlancar perkembangan pribadi anggota masyarakat. Tradisi merupakan keyakinan yang dikenal dengan istilah animism dan dinanisme. Animism berarti percaya kepada roh-roh halus atau roh leluhur, yang ritualnya terekspresikan dalam persembahan tertentu di tempat-tempat yang dianggap keramat.
   Untuk mewujudkan karakteristik kearifan lokal pada Masyarakat diperlukan dalam menjaga dan melestarikan tradisi yang sudah ada dan dilakukan secara turun temurun. Tradisi pada Bulan Ramadhan ini memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi bagi umat muslim. Masyarakat melakukan tradisi ini tidak lain untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, juga sebagai salah satu bentuk cara bagaimana manusia menghadapi kehidupan dalam bermasyarakat. masyarakat juga mempunyai nilai-nilai yang begitu kuat melekat didalam hati untuk hidup bermasyarakat.
   Dengan adanya virus covid 19 ini umat muslim menyambut bulan suci ramadhan harus menerima perubahan yang sangat signifikan. Pemerintah Indonesia menghimbau masyarakat yaitu salah satunyan untuk mejalankan ibadah dari rumah seperti sholat tarawih dirumah, tidak ada mudik lebaran untuk ramadhan tahun ini sementara kita dianjurkan untuk memanfaatkan telepon dengn cara tatap muka lewat video call untuk tetap bersosialisasi dengan keluarga dan sahabat. Kita juga harus tetap berada dirumah dan menjaga kesehatan agar dapat menjalakan ibadah dengan baik meskipun melaksanakanya dirumah. Untuk orang tua juga harus member tahu mengenai pandemic virus covid 19 ini kepada anak, saudara maupun tetangga, agara kita semua terhindar dari wabah ini. Mengingat kegiatan pada bulan ramadhan sangat melibatkan banyak orang serta berkerumunan, untuk itu demi mencegah penyebaran covid-19. Hal itu tentu saja dapat mengubah kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukakna di masyarakat Indonesia pada saat bertemu bulan suci ramadhan. Beberapa tradisi yang berubah pada bulan ramadhan tahun ini yaitu:
1. Dukderan
Dukderan yaitu tradisi jawa yang biasa dilakukan untuk menyambut bulan suci ramadhan. Tradisi ini biasanya diikuiti dari orang tua sampai anak-anak. Dengan adanya covid 19 ini tradisi dukderan pada ramdhan kali ini ditiadakan karena kegiatan ini tempat berkumpulnya masyarakat untuk mengikuti maupun melihat kemeriahan dukderan yang diselenggarakan.
2. Sahur on the road
Sahur on the road merupakan sebuah kegiatan yang diadakan masyarakat atau suatu komunitas tertentu untuk berbagi makanan sahur yang dibagikan kepada orang-orang yang ada dijalan.
Kegiatan yang hilang selain itu yaitu membangunkan orang-orang untuk sahur dengan cara berkeliling jalan menelusuri gang dengan membawa angklung atau alat musik lainya dengan menyanyi dan memberitahu waktunya untuk sahur.
3. Tidak ada buka bersama
Dengan adanya pandemi covid 19 kita dianjurkan untuk menjaga jarak maupun menghindari perkumpulan atau  sosial distancing. Kegiatan buka bersama sangat dinantikan karena dalam kegiatan tersebut biasanya ajang untuk reori atau berkumpulnya teman-teman maupun saudara yang jauh.
4. Tidak ada mudik lebaran
Pada bulan ramadhan identik dengan mudik lebaran tetapi pada kali ini seluruh masyarakat Indonesia dihimbau oleh pemerintah agar tidak mudik lebaran karena dengan hal tersebut dapat memutus talirantai persebaran virus covid 19.
5. Tidak ada takbir keliling
Tradisi yang selalu dilakukan dan tidak ketinggalan pada saat bulan ramadhan yaitu tradisi takbir keliling yang di kumandangkan pada malam hari untuk menyambut datangnya idul fitri. Takbir keliling diikuti dari orang dewasa maupun anak-anak, takbir keliling biasa dilakukan degan cara pawai berjalan kaki mengelilingi desa dengan membawa obor, beduk dan pengeras suara sambil mengumandangkan kalimat takbir.
6. Tidak diperbolehkan berkunjung dari rumah kerumah
Tradisi rutin yang dirindukan padda saat lebaran yaitu berkunjung dari kerumah kerumah tujuan tersebut yaitu kesempatan yang tepat untuk mempererat kembali talisilaturahmi. Biasanya orang sesepuh atau yang dihormati seperti kiai, guru ngaji dan orang yang berjasa dalam membentuk pondasi agama selalu di utamakan untuk dikunjungi rumahnya waktu lebaran.
Penutup
Tradisi adalah hasil karya Masyarakat, begitupun dengan budaya. Keduanya saling mempengaruhi. Kedua kata ini merupakan personafikasi dari sebuah makna hukum tidak tertulis, dan hukum tak tertulis ini menjadi patokan norma dalam Masyarakat yang dianggap baik dan benar. tradisi yang berubah pada bulan ramadhan tahun ini seperti Dukderan, sahur on the road, tidak ada buka puasa diluar rumah, tidak ada mudik lebaran, tidak ada ttakbir keliling, tidak diperbolehkan berkunjung dari rumah kerumah. kegiatan pada bulan ramadhan sangat melibatkan banyak orang serta berkerumunan, untuk itu demi mencegah penyebaran covid-19 kita harus tetap berada dirumah dan menjaga kesehatan.
Tradisi pada Bulan Ramadhan ini memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi bagi umat muslim. Masyarakat melakukan tradisi ini tidak lain untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Tradisi memberikan suatu identitas sebagai masyarakat yang masih bisa melestarikan kebudayaan (tradisi) yang diturunkan oleh nenek moyang terdahulu. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan tradisi tersebut. Mulai dari masyarakat seperti orang tua, pemuda anak dan pemerintah semua berkewajiban untuk melestarikannya. Cara yang tepat untuk melestarikan tradisi ini salah satunya adalah dengan ikut serta atau ikut berpartisipasi dalam melaksanakan tradisi pada Bulan Ramadhan.
Referensi
Amin, wildan rijal. 2017. Kupatan, Tradisi Untuk Melestarikan Ajaran Bersedekah, Memperkuat Tali Silaturahmi, Dan Memuliakan Tamu. http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/al-araf (diakses pada 30 april jam 11.15)
e-Jurnal elsa.2019. kebudayaan masayarakat kota semrang, warak ngendok sebagai symbol akulturasi dalam tradisi dugderan. http://elsaonline.com/kebudayaan-masyarakat-kota-semarang-warak-ngendok-sebagai-simbol-akulturasi-dalam-tradisi-dugderan/ (diakses pada 5 mei jam 23:31)
Oleh
Niswatun Faozizah
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negri Walisongo Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H