Dalam riwayat lainnya, Rasulullah saw. pernah memberi dua dirham kepada seseorang dari kalangan ansar. Satu dirham diminta untuk membelikan makanan agar diberikan kepada keluarganya. Dan sisanya untuk dibelikan kapak. Rasulullah kemudian menyontohkan bekerja dengan membelah kayu dan menyuruh seseorang dari kalangan ansar tersebut untuk mencari kayu dengan kapak dan kemudian menjual kayu-kayu tersebut. Lelaki ansar itu pun mencari kayu bakar lalu menjualnya. Setelah itu, ia datang lagi kepada Rasulullah dengan membawa 10 dirham. Sebagian ia belikan baju dan sebagiannya lagi makanan. (HR Ibnu Majah, 2189)
Kedua, Islam memandang bahwa industri harus dibangun berdasarkan kemaslahatan umat, bukan yang lain. Oleh karenanya, negara wajib menjadi pengendali industri. Perbedaan krusial industri dalam sistem kapitalisme dan Islam terletak pada kepemilikan. Kapitalisme memandang bahwa kepemilikan alat industri, termasuk sumber daya alam, merupakan hak dari semua manusia. Dari prinsip ini, maka swasta ataupun asing bebas memiliki, memproduksi, ataupun mengembangkannya tanpa batasan.
Hal tersebut berbeda dengan sistem Islam, Islam membatasi kepemilikan. Sumber daya alam melimpah yang dibutuhkan umat tidak boleh dikuasai oleh swasta. Industri hulu yang melakukan pengilangan minyak, misalnya, tidak boleh dimiliki swasta. Dengan banyaknya industri yang dikelola sendiri oleh negara, penyerapan tenaga kerja pun akan sangat terbantu.
Ketiga, pendidikan dengan dua kualifikasi. Dalam sistem Islam, pendidikan dipastikan akan menghasilkan dua kualifikasi penting, yaitu terbentuknya kepribadian Islam yang kuat dan keterampilan untuk berkarya. Seluruh fasilitas guna terwujud pendidikan yang berkualitas disediakan oleh negara. Pendidikan dalam sistem Islam juga tidak akan mengekor pada kepentingan industri. Pembangunan industri untuk kemaslahatan umat akan tercapai dengan baik seiring dengan adanya kualitas SDM yang inovatif, kreatif, dan produktif. SDM yang dihasilkan sistem ini akan memiliki kepribadian Islam dan keterampilan yang mumpuni sehingga berlomba-lomba menjadi pribadi yang bermanfaat bagi umat.
Sesungguhnya, industrialisasi dalam sistem kapitalisme hanya akan menyebabkan kesengsaraan rakyatnya. Persoalan pengangguran dan turunannya (kemiskinan, gizi buruk, kebodohan, kriminalitas, dsb.) akan terus ada jika sistemnya masih sama. Oleh karenanya, berubahnya sistem menuju sistem Islam secara sempurna merupakan suatu keharusan untuk dilakukan. Allah Swt. berfirman (yang artinya), "Apakah hukum jahiliyah yang mereka cari? Dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada [hukum] Allah bagi orang-orang yang yakin." (QS. Al-Ma'idah: 50)