Mohon tunggu...
Nissaull Khusna
Nissaull Khusna Mohon Tunggu... Freelancer - DREAMER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dreamer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Being Yourself

1 November 2018   23:01 Diperbarui: 1 November 2018   23:00 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dewasa ini banyak orang yang menganggap seseorang yang memiliki self awareness Dia adalah orang yang memiliki banyak kesempatan untuk membuat sesuatu yang berbeda. Mereka lebih terlihat percaya diri dan berhati-hati dalam mengambil segala tindakan. Karena seseorang yang memiliki self awareness akan memikirkan dampaknya terhadap orang lain dari apa yang akan ia lakukan. Meliputi Sikap perilaku dan sifat yang ia lakukan. 

Penelitian Tasha Eurich mengungkap bahwa ternyata ada dua tipe Self-Awareness[2].

Tipe Pertama: Internal Self-Awaeness (ISA)

ISA adalah kemampuan kita melihatvalue, passion, aspirasi dan reaksi kita (pikiran, perasaan, dan perilaku, kekuatan dan kelemahan kita) serta dampaknya pada orang lain. Kemampuan menyadari dunia internal kita. Hasil riset menunjukkan bahwa ISA sangat terasosiasi dengan kepuasan kerja dan hubungan, kendali diri dan sosial serta kebahagiaan. Seseorang dengan ISA yang tinggi jarang mengalami kecemasan, stress, dan depresi.

Tipe Kedua: External Self-Awareness (ESA)

ESA adalah kemampuan memahami bagaimana orang lain melihat kita. Bagaimana orang melihat value, passion, aspirasi dan reaksi kita serta dampaknya bagi mereka. Riset menunjukkan mereka dengan ESA tinggi lebih terampil dalam menunjukkan empati dan melihat perspektif orang lain. Jika mereka adalah seorang leader maka mereka mampu membangun hubungan baik dengan bawahannya dan bawahannya puas dengan kepemimpinannya.

Pertanyaannya apakah seseorang yang memiliki ISA tinggi pasti memiliki ESA yang tinggi dan sebaliknya? Ternyata tidak. Kedua tipe Self-Awareness ini tidak terkait. Seseorang bisa memiliki ISA rendah namun ESAnya tinggi dan sebaliknya.

Dari sinilah Tasha Eurich lalu memetakan empat profil Self-Awareness:

Pertama, Seekers: ISA dan ESA rendah.

Mereka tidak mengenal diri mereka sendiri, dan mereka pun tidak jelas memahami bagaimana orang lain melihat diri mereka. Hasilnya, mereka merasastuck atau frustasi dengan kinerja dan hubungan mereka.

Kedua, Introspector: ISA tinggi, ESA rendah.

Mereka secara clear memandang diri mereka sendiri namun mereka tidak menantang pandangan orang lain. Akibatnya, mereka tidak menyadari blind spot-nya dan tidak berusaha mencarifeedback dari orang lain.

Ketiga, Pleasers: ISA rendah, ESA tinggi.

Mereka fokus pada bagaimana mereka terlihat oleh orang lain. Mereka cenderung mengambil keputusan yang tidak melayani tujuan dan pemenuhan dirinya sendiri. Bisa jadi mereka adalah orang yang menyenangkan bagi orang lain. Terampil mengenali dan memahami kebutuhan orang lain. Namun ia sendiri merasa asing dengan dirinya sendiri. Mereka tidak mengenali kebutuhan dan keinginannya sendiri.

Keempat, Aware: ISA dan ESA tinggi.

Mereka memahami diri mereka sendiri, apa yang ingin mereka capai. Meski demikian mereka tetap mencari dan menghargai opini serta feedback dari orang lain. Mereka adalah pemimpin yang menyadari penuh pentingnya Self-Awareness. Mereka menimbang keputusan secara seimbang antara penilaian peribadi dan penilaian menurut kacamata orang lain.

Nah, sekarang mari lihat diri kita masing-masing. Bila menggunakan pemetaan di atas, masuk dalam profil yang manakah diri kita ini? Lalu, bagaimana agar kita memilki ISA dan ESA yang optimal? Jawabannya ada di dalam diri Anda.

Dengan membuang semua pikiran pikiran negatif dan buruk dari dalam diri kita. Seperti hal kita sering membandingkan diri kita dengan orang lain, atau kita ketika kita bercermin kita akan berkata Kok aku gendut sih? kok hidungku jelek? kok kulitku hitam?dan kata- kata sejenis itulah yang menghambat kita untuk membentuk self awareness kita. Kita akan terlihat seperti orang tidak percaya diri. Yang perlu Anda lakukan hanyalah fokus pada diri Anda dan jangan pernah membandingkan diri anda dengan orang lain. Being yourself jadilah dirimu sendiri karena dengan begitu kau akan bahagia. Ketika kamu melihat kehidupan orang lain itu pasti tidak ada habisnya jika kalian mengikuti. Karena setiap orang pasti dilahirkan berbeda dan memiliki keunikan masing-masing. 

[1]http://tepaselira.tumblr.com/post/61122331806

[2] https://hbr.org/2018/01/what-self-awareness-really-is-and-how-to-cultivate-it

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun