Mohon tunggu...
Nissaull Khusna
Nissaull Khusna Mohon Tunggu... Freelancer - DREAMER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dreamer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalau Anak Sering Mengejek Orang Lain

11 Maret 2018   16:20 Diperbarui: 11 Maret 2018   16:27 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
free image: pexels.com

Sering mengejek orang lain bukanlah perilaku yang terpuji. Kalau dibiarkan berlarut-larut, tentu akan membawa dampak yang buruk. Misalnya saja anak jadi dijauhi teman-temannya. Karena kebiasaan ini memang sebaiknya kita hilangkan. Beberapa kiat berikut menarik untuk kita simak bersama.

1. Intropeksi diri

Langkah pertama yang dapat anda tempuh dalam menghadapi anak yang selalu mengejek orang lain adalah dengan melakukan intropeksi diri. Caranya dengan mempertanyakan beberapa hal seperti apakah saya kurang ataukah justru terlalu banyak memberikan perhatian dan kasih sayang. Apakah anak meniru kebiasaan saya untuk mencela orang lain dan sebagainya. Apabila ternyata anda melakukan kekeliruan segera perbaiki. Dengan perubahan sikap Anda diharapkan sikap anak juga bisa berubah.

2. Pendidikan agama dan konsultasi dengan guru

Pendidikan agama perlu ditanamkan sejak dini karena agama merupakan penuntun hidup anak kelak. Cara terbaik adalah dengan membacakan berbagai cerita baik yang bersifat keagamaan maupun tidak (misalnya cerita kancil dan lain lain) setelah itu diskusikan cerita tersebut bersama anak. Dalam diskusi tersebut Anda dapat menyulitkan pengertian bahwa mengejek orang lain adalah perbuatan tercela. Selain tidak sopan mengajar dapat menyinggung perasaan orang lain akibatnya anak akan dijauhi teman.

3. Beri pujian

Segera beri peringatan. Kemampuan anak memahami sesuatu secara terbatas seringkali membuat ia belum menyadari sepenuhnya bahwa dirinya melakukan kesalahan. Karenanya usahakan untuk selalu segera memberi peringatan apabila ia membuat kesalahan. Lakukan dengan sungguh-sungguh agar anak sadar bahwa perbuatannya hanya akan memancing kemarahan orang. Di samping itu peringatan juga akan menyadarkannya untuk tidak mengulangi perbuatannya.

4. Beri Pujian

Secara psikologis, semua orang termasuk anak-anak senang di puji. Pujian yang tulus akan berdampak positif dalam diri anak. Menghargai orang lain misalnya. Karenanya Apabila anak melakukan perbuatan baik Pujilah agar Ia terus mengulangi perbuatan baiknya itu. Jadi apabila anak tidak mengulangi perbuatannya mengejek orang lain jangan lupa beri pujian.

5. Beri Hukuman

Suatu hal yang harus anda lakukan bila anak masih sering mengejek orang lain adalah memberi hukuman yang sifatnya mendidik misalnya, tidak dapat uang jajan, tidak dibelikan mainan dan sebagainya. Hukuman memacu anak untuk tidak mengulangi perbuatannya. Namun anda harus ingat jangan sekali-sekali anak diberi hukuman fisik karena hukuman fisik hanya akan membuat anak terus mengulangi kebiasaan buruk itu.

6. Seleksi Teman Mainnya

Teman bergaul anak sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan pribadi anak karena itu awasilah teman-teman anak. Apabila temannya mempunyai sifat yang kurang baik Misalnya nakal, suka berkelahi, suka mengejek orang lain, dan lain-lain Panggil dan beri tahu anak tentang keberatan anda bila perlu larang anak bergaul dengan mereka ada baiknya bila anda membuka komunikasi dengan orang tua teman Anda agar anda dapat mengenal lebih dalam sifat teman anak.

7. Bersabarlah

Meskipun berbagai cara telah anda tempuh dalam menghadapi anak yang sering mengejek orang lain yang penting anda harus sabar. Umumnya saran-saran Itu tampak mudah untuk dilaksanakan. Akan tetapi dalam realisasinya Anda membutuhkan waktu yang cukup lama. Anda juga harus sadar bahwa tidak mudah mengubah sifat anak dalam waktu beberapa hari saja bagaimanapun perubahan akan berlangsung secara bertahap dalam hal ini kesabaran anda akan diuji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun