Begitulah aku yang tidak lagi tertarik akan sesuatu setelah aku tahu lebih banyak tentang mereka. Kemungkinan ada misteri lain, tapi sayangnya aku tak tertarik untuk mencari dan mendalaminya lagi.
Entahlah, apa yang baru saja aku bahas ini. Tapi mungkinkah orang lain juga mengalaminya? Lost interest, itu bukan hal yang baru lagi bukan? Tentu manusia ada kalanya akan bosan dengan sesuatu bukan?
Lantas mereka punya beberapa pilihan yang bisa mereka lakukan untuk mengusir kebosanan itu. Meninggalkan sepenuhnya dan mencari yang baru, menjauh sejenak lalu kembali, atau memaksakan diri untuk menetap. Atau mungkin ada pilihan lain? Bisa saja menetap sambil mencari yang baru sebagai selingan. Apa pun itu, rasa bosan bukan hal yang sesederhana itu, karena nyatanya yang sederhana cukup rumit bagi sebagian orang.
Sederhana itu menurutku punya relativitas bagi setiap orang, dan karena pikiran orang itu berbeda-beda, menjadikan gambaran sederhananya pun berbeda dalam pemahaman mereka.
Gelap, begitu tak terbaca dan hanya mereka sendiri yang paham. Namun mereka selalu menyangkal apa yang memang sebenarnya telah mereka tahu. Begitu pemikiran seseorang berpadu dengan intuisi mereka sendiri.
Dan dalam kesendirian itu, pikiran mereka tak pernah berhenti untuk memutar otak entah ada saja yang menjadi topik dalam kepala mereka. Bekerja tanpa henti secara sadar dan tak sadar, tetap mengingat walau separuh waktu hidup telah terlewati dengan penuh peristiwa. Hanya saja, manusia tak punya banyak waktu untuk sekedar mengenang masa lalu, apa lagi jika itu menggores hati. Seolah amnesia, itu hal baik, tak perlu lagi mengingat masa sakit.
Tapi sakitnya itu, membentuk pertahanan diri agar rasa sakit yang sama tak terulang lagi. Begitu seharusnya, tapi ada yang dengan bodohnya mengulangi hal yang sama walau tahu konsekuensi sakit yang sama akan di dapatkan, atau bahkan lebih buruk karena luka sebelumnya belum sembuh sepenuhnya.
Seperti sejatinya seorang pendekar yang tak akan berhenti memperjuangkan apa yang mereka miliki untuk dipertahankan dan apa yang mereka inginkan, berulang kali gagal bukan masalah bahkan lebih memilih mati daripada mengalah.
Tak ada yang salah, karena manusia punya banyak pilihan dan jalan dalam hidup untuk tujuan mereka sendiri. Memperjuangkan itu memanglah sulit tapi tak ada yang mustahil. Seperti memperjuangkan kebebasan, apakah sungguh bisa sebebas itu?
Sepertinya tidak, manusia selalu punya batasan dan tatanan. Tanpa peraturan yang membatasi kebebasan, mungkin segalanya akan hancur, entah perlahan atau mungkin hanya dalam sekejap mata.
Dan dalam kesendirian ini, aku merenungi semua hal itu. Manusia, ada kalanya aku seorang manusia juga letih dengan semua ini. Bolehlah kita mengeluh, tapi tentu aku akan tetap melanjutkan hidup ini. Aku ingin menangis, dan agaknya di tempat antah berantah di bawah alam bawah sadarku itu lebih bebas. Aku bisa dengan leluasa mengungkapkan dan melakukan apa saja yang aku mau di sana.