Mohon tunggu...
Nissa
Nissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di Universitas Terbuka

Hi, saya Nissa Seorang mahasiswi jurusan manajemen di Universitas Terbuka. Selain seorang mahasiswi, saya juga merupakan karyawan swasta. Saya memiliki ketertarikan di bidang tulis menulis, karena dengan menuis saya dapat menyampaikan berbagai macam hal yang ada di kepala saya, baik itu opini, pemikiran, ataupun sekedar curhatan-curhatan receh yang ngga penting.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Multiple Intelligences: 9 Tipe Kecerdasan Manusia Menurut Howard Gardner

8 Februari 2023   07:27 Diperbarui: 8 Februari 2023   07:39 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kalian ada ngga sih yang pernah ngerasa bodoh karena ngga bisa mengerjakan soal matematika? Atau merasa insecure karena mendapat nilai yang tidak memenuhi standar?

Society kita seringkali menganggap bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu mendapat nilai bagus di semua bidang study yang kita pelajari saat sekolah. Masih banyak orang yang mempersepsikan jika tingkat kecerdasan manusia hanya bisa diukur dengan parameter kauntitatif.

Padahal, nyatanya manusia merupakan makhluk dengan kompleksitas yang paling tinggi di muka bumi. Manusia adalah makhluk berkepribadian paling rumit. Jadi ngga adil aja rasanya jika kecerdasan seseorang dilihat hanya dari angka semu semata.

Untungnya, hal tersebut terpatahkan oleh teori Multiple Intelligence yang dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang psikolog pendidikan yang berasal dari Harvard University. Teori multiple intelligence --atau kecerdasan majemuk/kecerdasan ganda memandang bahwa kecerdasan merupakan sesuatu yang multidimensional dan tidak bersifat hitam-putih, sehingga tidak dapat dilihat dan dinilai dari satu aspek saja. 

Gardner mengemukakan bahwa ada sembilan tipe kecerdasan yang dimiliki manusia, yang mana dari kesembilan tipe kecerdasan tersebut tidak semuanya berhubungan dengan bidang akademik seperti kemampuan berbahasa ataupun kemampuan berpikir secara matematis. 

Ada juga beberapa tipe kecerdasan yang tidak dapat diukur secara kauntitatif dan tidak dapat dilihat dari kacamata orang awam seperti kita, melainkan harus menggunakan alat tes psikolog.

Pada awalnya, Gardner hanya menemukan delapan tipe kecerdasan saja, tetapi kemudian beliau menambahkan lagi satu tipe kecerdasan sehingga totalnya menjadi Sembilan. Kesembilan tipe kecerdasan tersebut meliputi:

Kecerdasan linguistik (Linguistic Intelligence)

Secara sederhana, linguistic intelligence merupakan kemampuan seseorang dalam berbahasa dengan baik. Orang dengan tipe kecerdasan ini mampu untuk berekspresi dan berkomunikasi menggunakan tata bahasa yang benar, baik secara verbal maupun non-verbal. Pada umumnya mereka pandai untuk menyusun serta memadukan berbagai macam kosa kata. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh penulis, wartawan, jurnalis, content writer, atau copywriter.

Kecerdasan logika-matematis (Logical-mathematical intelligence)

Sesuai dengan namanya, tipe kecerdasan ini umumnya dimiliki oleh orang-orang yang pandai dalam bidang study yang banyak menggunakan angka dan perhitungan (fisika, kalkulus, matematika, dsb). 

Logical-mathematical intelligence merupakan tipe kecerdasan yang melibatkan logika dan penalaran yang baik, orang dengan tipe kecerdasan ini mahir dalam menggunakan perhitungan dan rumus-rumus secara matematis, serta kemampuan dalam menjelaskan pola-pola abstrak dan hubungan-hubungannya.

Kecerdasan spasial-visual (Spatial-visual intelligence)

Kecerdasan spasial-visual merupakan kemampuan dalam menganalisa serta mengingat secara detail pola, gambar, bentuk, desain, warna, serta tekstur. Orang yang mempunyai kecerdasan ini biasanya senang menggambar, mampu untuk membaca peta dengan baik, pandai memadu-madankan warna. Tipe kecerdasan ini pada umumnya dimiliki oleh orang-orang yang bergelut di bidang seni (pelukis, pematung, dsb), arsitek, designer, dan kartunis/animator.

Kecerdasan gerak tubuh (Body-kinesthetic intelligence)

Body-kinesthetic intelligence merupakan kemampuan yang melibatkan koordinasi seluruh anggota badan. Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini senang untuk melakukan aktivitas fisik yang menggerakan seluruh anggota tubuh seperti menari, bela diri, dan berolahraga. Bahkan mereka cenderung tidak betah dan mudah bosan jika harus duduk berdiam diri dalam waktu yang lama. Pada umumnya tipe kecerdasan ini dimiliki oleh atlet-atlet ataupun penari.

Kecerdasan Musikal (Musical intelligence)

Selain pandai bernyanyi dan memainkan alat musik, orang dengan tipe kecerdasan musikal juga mampu untuk memahami, membuat, ataupun mengubah irama, melodi, suara, nada, ketukan, dan vibrasi menjadi bunyi yang asik untuk didengar. Tipe kecerdasan ini banyak dimiliki oleh penulis lagu, penyanyi, atau composer.

Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence)

Seperti yang sudah disingung di atas bahwa tidak semua tipe kecerdasan dapat dilihat dari kacamata orang awam seperti kita, salah satunya yaitu kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dirinya sendiri dengan baik, sehingga sering disebut juga sebagai self-smart. 

Orang dengan kecerdasan intrapersonal peka terhadap apa yang ia rasakan, ahli dalam menganalisa & memahami kekurangan dan kelebihannya sendiri, senang berintrospeksi, serta bisa menentukan tujuan & motivasi hidupnya sendiri. Mereka cenderung bersifat bijaksana dan mampu untuk mengendalikan perasaan dan emosinya dengan baik.

Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence)

Kebalikan dari kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan seseorang dalam memahami perasaan dan kebutuhan orang lain. Orang dengan tipe kecerdasan ini biasanya memiliki empati yang tinggi, mereka sangat peka terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya, mampu menjalin komunikasi yang baik, serta mudah untuk bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungnnya. 

Mereka juga mampu untuk menjalin hubungan dan kerja sama yang baik dengan orang lain, termasuk orang-orang yang mungkin baru dikenalnya. Oleh karena itu, tipe kecerdasan ini juga dikenal sebagai keecrdasan sosial (social-smart).

Kecerdasan naturalis (Naturalist intelligence)

Tipe kecerdasan ini merupakan tipe kecerdasan yang berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar. Gardner mendefinisikan bahwa kecerdasan naturalis adalah kemampuan seseorang dalam memahami, mengenali, serta menggolongkan hal-hal yang dilihatnya di lingkungan sekitar seperti tumbuhan, binatang, kondisi cuaca, dan lain sebagainya. 

Tipe kecerdasan ini memiliki kaitan yang cukup erat dengan ilmu alam seperti fisika dan biologi. Kecerdasan naturalis banyak dimiliki oleh mereka yang berkecimpung di alam seperti ahli botani, konservasionis, zoologist, bahkan pekerjaan yang seringkali dianggap remeh seperti petani dan nelayan pun memerlukan kemampuan dalam bidang ini.

Kecerdasan eksistensial (Existential intelligence)

Selain delapan tipe kecerdasan di atas, Gardner juga menambahkan satu lagi tipe kecerdasan, yaitu kecerdasan eksistensial. Kecerdasan eksistensial merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir dan menjawab berbagai persoalan mendalam mengenai kehidupan dan eksistensi manusia di dalamnya, misalnya saja seperti eksistensi dirinya sendiri di muka bumi ini. 

Orang yang memiliki tipe kecerdasan ini senang untuk berpikir dan mempertanyakan hal-hal berkaitan dengan hakikat yang sudah ada, sebab, dan asal muasal (hal-hal yang bersifat filsafati). Kecerdasan ini banyak dimiliki oleh filsuf-filsuf ataupun tokoh pemikir.

Dari kesembilan tipe kecerdasan di atas, masing-masing saling berinterkasi dan berkaitan satu sama lainnya, tidak ada kecerdasan yang dapat berdiri sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap individu memiliki semua tipe kecerdasan tersebut. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah proporsi dari masing-masing kecerdasan pada setiap orang berbeda-beda, hal ini lah yang menjadikan tipe kecerdasan masing-masing individu berbeda.

Seperti yang sudah sedikit disinggung di atas bahwa kecerdasan merupakan hal yang bersifat multidimensional. Sehingga aka nada banyak sekali faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang, di antaranya yaitu seperti faktor genetika, lingkungan, pola asuh orang tua, pendidikan dan sumber belajar (kualitas institusi dan tenaga pengajar), serta banyak faktor-faktor lainnya. 

Jadi, mulai sekarang ngga usah insecure lagi yaa kalo misalnya kalian ngga bisa mengerjakan soal matematika dengan baik dan benar, atau ngga dapat nilai yang memuaskan di semua bidang studi yang kita pelajari saat sekolah. Karena kita semua memiliki tipe kecerdasna yang berbeda-beda.

"We are uniqe just the way we are"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun