Untuk membuktikan star syndrome, dua peneliti bernama Kathy Kreiner Phillips dan Terry Orlick dari Universitas Ottawa melakukan riset terhadap 17 atlet juara dunia dari berbagai cabang olahraga. Hasilnya, 2/3 dari mereka jatuh dan sirna dari popularitas.Â
Ada berbagai macam alasan, namun setidaknya ada dua penyebab utama.
Pertama, mereka terlanjur terlena dengan pencapaiannya dan kedua, mereka kesulitan untuk memenuhi ekspektasi dari orang-orang yang menuntut mereka akan prestasi dan skill yang jauh lebih besar daripada sebelumnya.Â
Harapan tersebut berubah menjadi beban, dan beberapa orang tidak sanggup menanggung beban tersebut sehingga menjatuhkan harapan orang lain dan pada akhirnya menjatuhkan diri mereka sendiri.Â
Star syndrome mengancam mereka yang merasa unggul dan berada pada puncak popularitas. Popularitas mungkin mudah untuk diraih bahkan menyuguhkan konten yang relevan dalam masyarakatpun bisa mendatangkan popularitas. Namun, mempertahankan popularitas adalah hal yang perlu diingat karena tidak semua berhasil melakukannya.Â
Berpegang teguh pada prinsip hidup dan selalu berhati-hati agar terhindar dari giringan opini publik maupun informasi yang diragukan kredibilitasnya serta meningkatkan sikap sigap akan dunia yang semakin kompetitif sangat dianjurkan untuk terhindari dari syndrome ini.Â
Dengan begitu, seseorang akan selalu mempersiapkan dirinya untuk bersaing secara sehat, mengembangkan dan meningkatkan skill serta kualtias diri terutama dalam bentuk prestasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H