Mohon tunggu...
Nisrina Qatrunnada
Nisrina Qatrunnada Mohon Tunggu... Lainnya - -

hello

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Teknologi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19

1 November 2022   21:00 Diperbarui: 1 November 2022   21:02 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kebijakan pemerintah adalah menambah jumlah pegawai sebanyak 4.444 orang di bawah manajemen modern. Hal ini tentunya membutuhkan koordinasi yang lebih aktif dan kreatif oleh 4.444 tenaga pendidik dan lembaga.

Sistem pendidikan yang sudah diterapkan selama kurang lebih dua tahun selama pandemi berlangsung mengundang banyak pro-kontra, banyak hambatan dalam pelaksanaannya. Masih banyak daerah-daerah pedesaan di Indonesia yang belum terjamah perkembangan teknologi menjadi salah satu yang merasakan ketidakefektifan sistem pendidikan pada masa pandemi. 

Belum terjangkaunya sinyal internet dan juga kepemilikan gadget yang masih langka membuat kegiatan pembelajaran jarak jauh di desa-desa tertinggal tidak terlaksana dengan baik, bahkan ada juga yang tidak dapat terlaksana. 

Bahkan mereka berusaha agar pembelajaran tetap dilaksanakan secara tatap muka di suatu tempat. Hal tersebut juga membuat para guru di pedesaan harus rela berkorban agar peserta didiknya tetap bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. 

Berbagai cara dilakukan oleh para guru di pedesaan, seperti mendatangi rumah murid nya yang tidak memiliki gadget, mengadakan pembelajaran secara tatap muka di suatu tempat, dan memfasilitasi muridnya yang benar-benar tidak memiliki fasilitas yang mumpuni untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh karena orang tua yang juga tidak memiliki gadget. 

Hal tersebut perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah terhadap desa-desa yang terkendala teknologi dan guru-guru yang berjuang demi terlaksananya pendidikan di desa-desa. Selain hambatan mengenai teknologi yang terjadi di pedesaan, di perkotaan pun tidak jarang ditemui kasus yang sama. 

Rendahnya ekonomi suatu keluarga di perkotaan yang dimana masyarakat sosialnya memiliki taraf ekonomi yang terbilang mampu membuat kesenjangan sangat terlihat apalagi dalam pengimplementasian sistem baru yang tidak dilakukan survey terlebih dahulu mengenai faktor pendukung berjalannya sistem baru. 

Anak-anak di daerah perkotaan tentu sudah tidak asing dengan teknologi, lingkungan pergaulan yang membawa seorang anak menjadi seperti mayoritas anak-anak dilingkungannya. 

Apabila mayoritas dalam lingkungan pergaulan tersebut merupakan anak-anak yang mampu dan difasilitasi oleh orang tuanya dengan teknologi, maka anak-anak yang terbilang kurang mumpuni fasilitasnya akan terbawa dan akan diperkenalkan oleh temannya dan menjadi tahu tanpa harus memiliki fasilitas tersebut. 

Namun, apabila kondisi berubah menjadi mendesak seperti wabah Covid 19 yang tiba-tiba datang, membuat setiap anak harus memiliki fasilitas yang sama dan menjadi wajib untuk dimiliki.

Selain kesenjangan teknologi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, transformasi pembelajaran yang terjadi pada masa pandemi membuat para guru sebagai tenaga pendidik harus beradaptasi dengan teknologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun