Mohon tunggu...
Nisrina Qatrunnada
Nisrina Qatrunnada Mohon Tunggu... Lainnya - -

hello

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Problematika Quarter Life Crisis di Kalangan Pemuda: Perspektif Sosiologi

9 Desember 2021   13:23 Diperbarui: 9 Desember 2021   13:31 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Nisrina Qatrunnada

(Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ)

Saat ini khususnya di masa pandemi banyak kaum muda mengalami yang disebut quarter life crisis. Sepanjang hayat kehidupannya, individu mengalami masa transisi baik secara fisik maupun psikologis. Dalam setiap transisinya, individu akan mengalami proses belajar  dan proses mengeksplorasi diri serta dunianya. Dalam setiap transisinya juga, terdapat banyak perubahan-perubahan yang harus dilalui oleh individu tersebut yang seringkali terdapat rasa ketidaksiapan terhadap perubahan-perubahan yang ada. Para kaum muda mengalami hal tersebut pada masa transisi remaja akhir menuju dewasa dalam rentang umur 18-29 tahun. Dalam rentang waktu tersebut, seringkali para kaum muda mengalami rasa kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, dan kebingungan menentukan arah hidup. Maka dari itu, dengan mengangkat topik ini diharapkan untuk para kaum muda mengetahui gambaran mengenai quarter life crisis itu sendiri, aspek-aspek kehidupan yang dapat mempengaruhi terjadinya quarter life crisis, perspektif sosiologi dalam melihat promblematika quarter life crisis, hingga pada cara menyikapi quarter life crisis.

Sebelum masuk ke pembahasan lebih lanjut, kita harus mengetahui terlebih dahulu yang disebut quarter life crisis.

Apa sih quarter life crisis itu?

Quarter life crisis atau krisis seperempat abad adalah suatu kondisi dimana individu yang berada pada masa transisi remaja akhir menuju dewasa mengalami suatu hal yang dimana individu tersebut merasakan khawatir dan cemas akan masa depannya, mempertanyakan tujuan hidupnya serta mulai ragu dengan kompetensi yang dimilikinya karena individu tersebut merasa ragu dapat melalui permasalahan hidupnya baik yang sedang dialami maupun yang mungkin akan datang.

Hal ini sejalan dengan pendapat (Atwood & Scholtz, 2008) yang menafsirkan istilah quarter life crisis sebagai kondisi krisis secara emosional yang umumnya dialami oleh individu di usia 20-an tahun, kondisi krisis tersebut meliputi perasaan ragu terhadap kemampuan diri, merasa tidak berdaya, terisolasi, serta takut akan kegagalan. Individu yang sekarang berada dalam periode tersebut pasti mengalami masa yang krusial.

Fase yang dapat dimungkinkan terjadinya quarter life crisis dapat disebut juga emerging adulthood yaitu masa dimana individu berada pada masa remaja akhir menuju dewasa dalam rentang umur 18-29 tahun. Dalam fase emerging adulthood individu cenderung ingin memiliki kebebasan yang seperti kata orang kebanyakan jiwa muda memiliki jiwa bebas, namun di sisi lainnya individu tersebut juga mengalami kekhawatiran akan masa depannya nanti akan menjadi seperti apa. Pada fase ini, individu cenderung mengalami quarter life crisis yang dimana saat ini hal tersebut tidak menjadi tabu lagi khususnya di masa pandemi ini. Karena dapat kita lihat juga di masa pandemi ini, angka pengangguran meningkat, diikuti dengan kondisi perekonomian yang juga memburuk, serta dampak-dampak lainnya di berbagai sektor. Maka dari itu, sangatlah wajar juga jika saat ini quarter life crisis menjadi isu yang penting karena pandemi memberikan dampak dan juga memberikan tekanan lebih untuk individu berpikir menjadi seperti apa dirinya nanti setelah banyak hal yang mereka telah lalui di masa pandemi ini.

Pembahasan mengenai fase yang dapat dimungkinkan terjadinya quarter life crisis yaitu emerging adulthood dikuatkan dengan pendapat (Atwood & Scholtz, 2008) bahwa tidak semua individu mampu mengatasi tantangan-tantangan dalam tahap emerging adulthood, beberapa di antaranya akan mengalami bingung akan mencoba mengatasinya dan bila berhasil akan melanjutkan hidupnya. Sementara itu beberapa lainnya sangat mungkin mengalami masa yang berat dan membutuhkan terapi untuk membantunya menangani dan mencari solusi atas masalah nya bentuk krisis emosional yang terjadi pada individu di usia 20-an tahun mencakup perasaan tak berdaya terisolasi ragu akan kemampuan diri sendiri dan takut akan kegagalan. Kondisi ini dikenal dengan istilah quarter life crisis.

Lalu aspek apa saja dapat yang menjadi area permasalahan bagi individu sehingga mengalami quarter life crisis?

Terdapat aspek yang menjadi area permasalahan individu dimana individu cenderung mempertanyakan berbagai hal pada dirinya. Aspek-aspek tersebut dikemukakan oleh Nash dan Murray (2010) yang dikutip dalam Sujudi, diantaranya yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun