Mohon tunggu...
Nisrina Nurherwinda
Nisrina Nurherwinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - bukan akamsi

Learning by doing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isyarat Vs Wicara, Komunikasi Manakah yang Lebih Memandirikan?

4 Februari 2021   23:11 Diperbarui: 4 Februari 2021   23:17 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunikasi merupakan sebuah proses yang menyangkut interaksi timbal balik antara seseorang sebagai upaya untuk menyampaikan suatu pesan kepada pihak lain. Komunikasi ini bisa dikatakan berhasil apabila maksud dari pesan yang disampaikan tersampaikan. Namun  jika pesan disampaikan tidak memberikan pemahaman sesuai dengan tujuan komunikasi yang berarti terjadinya kegagalan dalam komunikasi.

Pada penyandang disabilitas dengan handicap atau ketunaan pada pendengaran, hal ini sering kali terjadi kegagalan dalam komunikasi. Komunikasi pada orang normal biasanya terjadi pada alat indra pendengaran dan mulut, jika salah satunya tidak berfungsi dengan baik maka terjadilah kegagalan komunikasi.

Kegagalan komunikasi pada penyandang tunarungu biasanya bisa diatasi dengan komunikasi bahasa isyarat. Namun apakah komunikasi dengan isyarat merupakan komunikasi yang memandirikan bagi penyandang tunarungu?

Interaksi merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam bersosialisasi dengan lingkungan hidupnya. Interaksi tidak hanya terjadi pada masyarakat normal, interaksi juga terjadi pada teman - teman penyandang tunarungu. Pada masyarakat umum, interaksi dengan menggunakan isyarat sangat erat keaitannya dengan teman – teman penyandang tunarungu.

Meskipun memiliki kekurangan dalam kemampuan pendengaran, pada dasarnya teman – teman penyandang tunarungu juga membutuhkan interaksi komunikasi dengan sesama penyandang tunarungu maupun masyarakat normal. Maka dari itu perlu tercipta dunia inklusi minimal dapat mencukupi kebutuhan teman - teman penyandang disabilitas. 

Dunia inklusi merupakan istilah yang digunakan oleh teman - teman penyandang disabilitas dan aktivis hak-hak penyandang disabilitas, menekankan bahwa setiap orang memiliki sifat bebas, terbuka, dan tanpa rasa kasihan untuk memberikan kemudahan atau akomodasi bagi penyandang disabilitas, tanpa ada pengecualian dan atau hambatan pada aspek kehidupan bermasyarakat.

Teman – teman penyandang tunarungu biasanya menggunakan komunikasi khusus dengan isyarat, membaca gerak bibir (wicara), gerak jari, mimik dan ekspresi, gesture, serta memanfaatkan sisa fungsi pendengarannya dengan menggunakan alat bantu dengar (hearing aid), sehingga cukup sulit bagi masyarakat normal untuk memahami proses komunikasi teman – teman penyandang tunarungu.

Tidak banyak masyarakat normal memahami penggunaan bahasa isyarat. Penggunaan bahasa isyarat ini seperti halnya bahasa ibu bagi teman - teman penyandang tunarungu. Tetapi apakah semua teman – teman penyandang tunarungu menggunakan bahasa isyarat dalam interaksi sehari – harinya? Tentu saja tidak. Masih ada segelintir teman - teman penyandang tunarungu dalam berinteraksi menggunakan bahasa wicara, hanya saja dalam pengucapan atau pelafalannya tidak sejeleas dengan pelafalan masyarakat normal pada umumnya.

Teman – teman penyandang tunarungu yang tidak menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi biasanya menganggap bahwa bahasa isyarat merupakan cara berkomunikasi yang sangat tidak mandiri dikarenakan tidak semua masyarakat normal mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Pada masyarakat normal pun banyak yang tidak memahami konsep bahkan cara berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat.

Antara penggunaan bahasa isyarat dengan bahasa wicara yang digunakan teman – teman penyandang tunarungu tidak akan tersampaikan dengan jelas apabila tidak menggunakan gerak pantomim. Biasanya bagi teman – teman penyandang tunarungu yang menggunakan bahasa wicara sekalipun membutuhkan gerak pantomim agar lawan bicaranya dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh si pemberi pesan, sekalipun yang melakukan interaksi merupakan sesama teman – teman penyandang tunarungu. 

Interaksi dengan bahasa wicara oleh teman - teman penyandang tunarungu biasanya menekankan pada intonasi juga walau secara pengupacan oral atau per katanya terkadang kurang jelas dan tidak sesuai dengan urutan SPOK (subyek, predikat, obyek, Keterangan). Biasanya penggunaan gerak pantomim ini bertujuan untuk menggambarkan maksud yang diinginkan pembicara yang menyandang tunarungu kepada lawan bicara tanpa menggunakan bahasa isyarat.

Jadi, apakah bahasa wicara pada penyandang tunarungu termasuk sebagai memandirikan penyandang tunarungu? Bahasa wicara mauapuan bahasa isyarat sebagai alat berkomunikasi penyandang tunarungu akan lebih mudah diartikan apabila menggunakan gerak pantomim, terlebih jika lawan bicaranya berasal dari masyarakat normal.

Apapun bahasa yang digunakan oleh teman – teman penyandang tunarungu, bagi masyarakat normal perlu adanya perhatian khusus untuk menciptakan dunia inklusi yang baik bagi teman – teman kita penyandang tunarungu. Masyarakat normal perlu memperhatikan gestur tubuh mulai dari perut keatas. 

Karena penggunaan gerak pantomim biasanya dilakukan oleh teman – teman penyandang tunarungu menggunakan gerak tangan. Akan lebih maksimal apabila masyarakat noermal tetap menggunakan kemampuan berbahsa yang dimiliki, bahasa isyarat maupun bahasa wicara, yang diselaraskan dengan gerak pantomim.

Manfaat yang diterima bagi teman – teman yang bersikap dan berperilaku baik dengan mendapatkan kebahagiaan batin hingga spiritual sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman melalui perintah untuk berbuat baik kepada siapapun termasuk dalam menjaga hubungan dengan sesama manusia. “Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu.” (QS. Al-Qashas ayat 77). 

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal didalamnya ( Qs. Yunus ayat 26). 

Sebagai upaya teman – teman masyarakat normal maupun penyandang disabilitas tunarungu berbuat suatu kebaikan dapat dilakukan dengan menjaga komunikasi yang baik terhadap sesama, salah satunya menjaga komunikasi yang baik dengan teman – teman yang memiliki keterbatasan dalam pendengarannya. Kemuliaan seseorang dapat dilihat melalui bagaimana seseorang memuliakan saudaranya, karena kita semua setara.

Perlu diperhatikan juga untuk mempermudah penyandang tunarungu memahami maksud dari apa yang kita sampaikan, masyarakat normal perlu memperlambat gerak bibir dalam pengucapannya untuk memberikan waktu agar teman – teman penyandang disabilitas dapat memahami proses komunikasinya dengan membaca gerak bibir sehingga dapat tersampaikan maksud dari tujuan berkomunikasi itu sendiri. Dengan begitu, kita telah membantu teman – teman penyandang tunarungu untuk bersosialisasi dalam masyarakat secara mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun