Mohon tunggu...
Nisrina Khairunnisa
Nisrina Khairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN SUKA / 23107030118

.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Potensi Usaha Pempek Asli Palembang di Yogyakarta

19 Juni 2024   18:43 Diperbarui: 23 Juni 2024   21:59 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

UMKM di daerah Kapanewon Kalasan ini memiliki program mingguan yaitu "Pasar Jumpa" yang diadakan setiap minggunya dihari jumat. Di hari jumat tersebut para pelaku UMKM akan mengadakan bazar kecil-kecilan yang bertempat diteras kantor kapanewon kalasan. Di pasar jumpa biasanya juga diadakan senam pagi ibu-ibu, upacara-upacara hari peringatan, atau lomba-lomba anak usia Paud dan TK. Pasar jumpa ini pertama kali tercetus oleh para pengurus forkom UMKM kalasan dan didukung oleh pejabat kapanewon kalasan. Jika beruntung, maka di pasar jumpa tersebut kita bisa bertemu para pejabat seperti para camat dan Bupati Sleman, Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo yang memang khendak berkunjung ke kantor kapanewon kalasan sekaligus menglarisi dagangan para UMKM. Adapun peserta pasar jumpa sendiri adalah para UMKM setempat dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Selain berdagang di bazar, Aisah juga membuka usaha pempeknya tersebut dari rumah, baik secara PO, Go-Food, atau melalui platform belanja online lainnya. Dengan seperti itu, ia tetap bisa memenuhi kewajibannya sebagai ibu dirumah untuk sekedar membereskan rumah atau mempersiapkan keperluan anak suaminya. Kelebihan yang ditawarkan dari brand ini adalah ketahanan produknya. Aisah mengaku bahwa produknya tidak menggunakan bahan berbahaya atau pengawet lainnya dan sudah mendapatkan sertifikat halal oleh MUI. Lantas mengapa produknya bisa awet? Jawabannya berada di cara pengemasannya. Packaging yang diterapkan disini beragam. Mulai dari seperti bentuk lunch box, mika, rice bowl, hingga vacuum sealer. Tidak semua pembeli memakan langsung produk yang dibeli, tidak jarang ada yang request sebagai hampers, oleh-oleh, atau sekedar stok makanan ringan dirumah. Oleh karena itu tersedialah pempek dengan kemasan vacuum yang tentunya lebih awet sekaligus fleksibel dibawa bepergian.

Saat ditanyai alasan mengapa pempek dari sekian banyak makanan yang ada? Aisah menjawab bahwa pempek adalah makanan kesukaan suaminya yang memang berdarah asli Palembang itu. Berawal dari ia ditawarkan oleh suaminya untuk mengikuti kelas masak pempek di Palembang agar bisa memasakkan pempek untuk suaminya tersebut, berakhir dengan membuka usaha dari ilmu yang ia dapat dari kelas memasak tersebut.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Dapat diakui cukup sulit awalnya untuk menyesuaikan banyak hal yang berbeda antara Palembang dan Jogja. Contoh simpel saja, seharusnya cuko untuk pempek dibuat dari Gula Merah Linggau yang memang terkenal paling mantap, kemudian ikan tenggiri yang melimpah di Sungai Musi Palembang membuat perbedaan harga tenggiri disini dan disana cukup berbeda. Tapi, berjalannya waktu tentu saja Aisah mulai terbiasa dengan semua itu.

“Ya untuk kendala saat ini sih masih sekitar perubahan harga yang terus berubah ya, hari ini telur harganya masih 28 besok sudah 31” Jelasnya.

“ Tapi untungnya saya tidak hanya menjual kapal selam, karena hanya kapal selam yang boros telur, saya membuat berbagai jenis pempek, mulai dari pempek lenjer, kapal selam, adaan, kulit, belah, tekwan, lenggang, rujak mie, dan berbagai makanan khas palembang lainnya" Tambahnya. 

Ia juga menambahkan bahwa, untuk memulai membuka usaha tidak harus seorang sarjana ekonomi bisnis. Dunia bisnis adalah dunia yang boleh digeluti oleh siapa saja, pemuka agama, pejabat sekaligus berhak berdagang. Terlebih bagi umat muslim, berdagang adalah sunnah yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad S.A.W. Ia juga berpesan agar para pemuda-pemudi jangan pernah malu untuk mengawali membuka usaha, karena jika kita tidak menyoba maka kita tidak akan mengerti rasanya. Aisah menceritakan secara singkat bahwa dirinya sejatinya adalah seorang sarjana PG PAUD, yang logikanya seharusnya berada di sekolah PAUD, mengajar anak kecil, dan memakai baju seragam yang rapi. Namun ia banting stir agar bisa memiliki usaha sendiri ketimbang harus bekerja dibawah tekanan orang lain. Ia juga mengaku tidak terlalu memperhatikan keuntungan didalam usahanya, jika laku Alhamdulillah, jika tidak akan ia sedekahkan ke orang-orang disekitarnya yang berminat dengan produknya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun