Saat masa pergantian nama, situasi politik mulai didominasi oleh sikap anti-Soekarno dalam pemerintahan. Maka berubahlah nama menjadi Jembatan Ampera yang merupakan singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat dan bertahan hingga sekarang.Â
3. Diresmikan oleh Letnan Jenderal Ahmad Yani
Letnan Jenderal Ahmad Yani juga menjadi nama penting dalam sejarah Jembatan Ampera. Dibangun pada April 1962, Ahmad Yani meresmikan jembatan ini untuk pertama kalinya pada 30 September 1965. Ia dipercayakan sebagai orang yang meresmikan penggunaan jembatan untuk pertama kalinya. Peresmian yang dilakukannya kemudian menjadi agenda kenegaraan terakhir sebelum tragedi pembantaian G30S/PKI pada 1 Oktober.
4. Pernah Menjadi Jembatan Terpanjang di Asia Tenggara
Jembatan ini memiliki panjang mencapai 1.177 meter dengan lebar 22 meter serta tinggi 63 meter. Adapun menaranya memiliki rentang 75 meter dengan massa hingga mencapai 944 ton. Makanya, tidak heran kalau jembatan ini pernah menjadi jembatan terpanjang se-Asia Tenggara pada era 1960-an.
5. Bagian Tengah Jembatan Bisa Naik-Turun
Jembatan Wong Kito Galo ini punya kelebihan karena bagian tengahnya bisa naik-turun. Fungsi tersebut untuk memudahkan transportasi kapal pengangkut barang dengan ukuran besar. Memang, Sungai Musi masih kerap dijadikan arus transportasi antar daerah. Kemampuan naik-turun bagian tengah jembatan didukung oleh peralatan mekanis berupa dua bandul pemberat berukuran 500 ton di kedua menaranya.Â
Kecepatan naiknya selama 10 meter per menit, sehingga dibutuhkan sekitar 30 menit untuk mengangkat jembatan secara penuh. Namun, aktivitas tersebut tidak lagi terlihat saat era 1970-an. Hal tersebut dikarenakan waktu bagian tengah jembatan untuk naik-turun terbilang begitu lama dan mengganggu arus lalu lintas darat. Bandul pemberatnya pun sudah diturunkan pada 1990 demi menghindari jatuhnya yang dapat membahayakan pengguna jembatan.Â
6. Berubah Warna Sebanyak Tiga Kali