Saat makan siang, mereka bertiga berkumpul di meja makan. Memakan makanannya dengan tenang. Masakan ibu hari ini sama seperti hari-hari biasanya, tahu, tempe, kangkung dan ikan.Â
"Oh iya, mas, ibu tadi di pasar dengar-dengar ada yang nyari pekerja, bantu angkat barang, tapi gajinya lumayan, kamu kan lagi nyari kerja, mau nggak? " Ibu membuka bicara.Â
"Loh? Mas kenapa nggak kuliah aja, bu? Kemarin pas mas lulus SMA, dia dapat nilai tertinggi dan nilainya bagus-bagus semua. " Bima menatap heran ibunya.Â
Chandra membalas,"Mas nggak tertarik buat kuliah bim, mas kerja aja, buat makan kamu sama ibu dan keperluan kita nantinya, kalian berdua itu tanggungjawab mas semenjak bapak nggak ada."
Bima mengerutkan keningnya,"Kalau gitu, Bima juga mau kerja! " Chandra dan ibu sontak menggelengkan kepala mereka.Â
"Bim, kamu itu masih 15 tahun, udah fokus aja sama sekolahmu itu!" Ucapan Chandra di setujui oleh sang ibu.Â
"Aku nggak perlu sekolah, aku bisa ngelaut dan nangkep ikan, aku bisa jual ikan-ikan yang aku tangkap! " Dengan nada sedikit tinggi, Bima menatap kesal kakaknya.Â
"NGGAK! nggak ada laut-lautan, Bima! Ibu nggak suka!" Bentak ibu dengan tatapan marah, kesal dan... khawatir?Â
"Kenapa, bu? Aku suka laut dan ibu tau itu, kalau ibu nggak suka kenapa kita tinggal di dekat pantai? " Chandra hanya mendesah lelah mendengar ucapan Bima, adiknya terlalu keras kepala.Â
"Kalau ibu bilang tidak, ya tidak Bima, udah habiskan makananmu! " Ibu berusaha menetralkan emosinya.Â
"Karena bapak ya, bu? " Diam.. semua terdiam, "Bu, aku itu beda sama bapak, aku bisa, aku nggak akan ninggalin ibu kayak bapak! " lanjut Bima.Â