Mohon tunggu...
Nisrina Azka Rayhani
Nisrina Azka Rayhani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - penulis yang sedang belajar menulis

hidup itu seperti roda, kadang dibawah kadang juga diatas

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Diary Aksa

3 Desember 2022   16:26 Diperbarui: 3 Desember 2022   18:17 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cr: etsy.com via pinterest

Aku melihat kakek sedang terbarinb lemah di kasurnya. Ia tampak sangat senang bertemu ibu, paman, dan bibiku. Ia tak henti-hentinya menggenggam tangan ibuku. 

Ibu memperkenalkan anak-anaknya, begitu pula dengan paman dan bibi. Kakek tersenyum lembut, ia terlihat bahagia. Kami menghabiskan waktu disana hingga matahari hampir tenggelam. 

Saatnya berpamitan dan kembali pulang ke rumah. Diperjalanan pulang, tak lupa untuk membeli makanan untuk makan malam nantinya. Kami sampai di rumah sebelum isya, jadi aku menunaikan ibadah shalat maghrib terlebih dahulu. 

Aku melakukan hal-hal seperti hari sebelumnya dan memutuskan untuk tidur. Berharap semoga aku mendapatkan mimpi yang indah. 

Tapi siapa sangka, saat aku terbangun pagi itu, ibu kembali mengetuk pintu kamarku. Ia masuk dan berkata bahwa kita akan kembali ke rumah kakek. 

Aku tentu bertanya-tanya, kenapa kita harus kembali kesana? Bukankah kemarin sudah? Ibu berkata ia baru saja mendapatkan panggilan dari saudaranya, bahwa kakek telah tiada. 

Aku terkejut, bagaimana mungkin? Itu terlalu cepat. Aku baru saja bertemu dengannya kemarin dan sekarang ia telah tiada. 

Aku bersiap pergi, untuk melihat kakek dikebumikan. Saat sampai disana, orang sudah ramai. Mereka juga mendatangkan seorang ustadz. 

Aku melaksanakan shalat jenazah bersama yang lain. Lalu kakek dikebumikan dan aku berdoa untuknya. Bagiku ini masih terlalu cepat, hanya sekali pertemuan, seumur hidup. 

Setelah semua telah selesai, barulah aku kembali ke rumah. Aku membersihkan tubuhku, dan kembali ke kamar. Seharusnya, aku bisa bertemu dengannya sejak dulu, kenapa aku menemui ia baru sekarang? 

Yang bisa ku lakukan hanya mengingat kenangan dengannya, walaupun hanya 1 hari, tapi itu cukup berkesan. Habiskanlah waktu bersama orang-orang yang kita sayangi, karena umur tiada yang tahu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun