Mohon tunggu...
Nisrina Alya Azizah
Nisrina Alya Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

selamat datang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kontribusi Ibnu Sina Dalam Filsafat Pendidikan Islam

16 Desember 2024   10:20 Diperbarui: 16 Desember 2024   11:50 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan juga dipandang sebagai sarana membentuk manusia berakhlak mulia yang mampu menjalankan fungsinya sebagai khalifah di bumi dengan keahlian yang bermanfaat. Ibnu Sina menekankan pentingnya pengembangan fisik melalui olahraga dan menjaga kesehatan, intelektual melalui pembelajaran, budi pekerti melalui sopan santun, dan seni untuk mempertajam perasaan. Pendidikan juga bertujuan untuk membentuk manusia yang mandiri, berkeahlian, dan siap hidup bermasyarakat, sekaligus mencegah pengangguran.

Secara keseluruhan, pendidikan ini menurut Ibnu Sina bertujuan untuk membentuk Insan Kamil, manusia yang sempurna, yang memiliki keseimbangan dalam pengembangan dirinya serta kontribusi terhadap masyarakat dan akhirat.

Kesimpulan 

Ibnu Sina adalah tokoh besar Islam yang memberikan kontribusi penting di bidang filsafat, kedokteran, dan pendidikan. Ia memandang pendidikan sebagai kunci untuk mengembangkan potensi manusia secara fisik, intelektual, sosial, dan spiritual. Menurutnya, manusia terdiri dari jasmani dan rohani, sehingga keduanya harus dikembangkan secara seimbang.

Dalam pendidikan Islam, Ibnu Sina menekankan pentingnya kurikulum berbasis Al-Qur'an, metode yang fleksibel, guru yang berakhlak mulia, dan perhatian pada potensi siswa. Hukuman harus dilakukan dengan bijaksana untuk membentuk karakter tanpa merusak.

Tujuan pendidikannya adalah menciptakan insan kamil, manusia yang sempurna secara fisik, mental, dan spiritual, yang mampu menjalankan perannya sebagai khalifah di bumi serta mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Konsep ini tetap relevan hingga kini untuk membangun masyarakat yang berakhlak dan berilmu.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun